Konpers Terakhir soal APBN, Sri Mulyani Minta Maaf Tak Beri Jawaban Memuaskan

17 Agustus 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkeu Sri Mulyani menyapa wartawan saat tiba untuk mengikuti sidang tahunan DPR dan MPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkeu Sri Mulyani menyapa wartawan saat tiba untuk mengikuti sidang tahunan DPR dan MPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani minta maaf usai konferensi pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 karena belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan terkait masa transisi pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pemerintahan Presiden Jokowi sedang menyusun anggaran untuk tahun pertama kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Memang jawabannya enggak memuaskan, tapi ini kan transisi. Jadi seperti orang mau melahirkan tapi belum melahirkan jangan melahirkan dulu gitu. Masih sampai Oktober tanggal 20," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN 2025 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (16/8).
Bendahara negara tersebut mengatakan Kementerian Keuangan hanya membuat asumsi secara garis besar. Mengenai detail anggaran, diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo.
Menhan Prabowo Subianto meninggalkan ruang sidang tahunan MPR, DPR, DPR RI 2024 untuk melaksanakan shalat Jumat, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Meski begitu, Menkeu memastikan pihaknya akan terus berkomunikasi dengan Prabowo dalam menyusun anggaran tahun depan. "Untuk postur APBN ini amplop besarnya, tapi beberapa spesifik memang belum bisa dispesifikasikan karena nanti ada kabinet baru, itu ciri dari transisi itu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Asumsi Makro Tahun Pertama Prabowo
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan asumsi makro tahun pertama kepemimpinan Prabowo Subianto.
"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2 persen. Karena kondisi ekonomi global yang masih relatif stagnan, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bertumpu pada permintaan domestik," kata Jokowi dalam Pidato Nota Keuangan 2025 di Kompleks Parlemen RI, Kamis (16/8).
Inflasi ditargetkan sebesar 2,5 persen, nilai tukar rupiah diproyeksi di level Rp 16.100 per USD, dan suku bunga SBN 10 tahun berada di 7,1 persen.
Jokowi menyebut pemerintah akan selalu responsif terhadap dinamika moneter dunia. Sehingga, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diproyeksi berada di USD 82 per barel.
"Lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Bauran antara fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan," pungkas Jokowi.