Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konser Musik Kian Marak, Berkah Buat UMKM hingga Ekonomi Daerah
18 Agustus 2024 11:22 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Proses produksi suatu konser musik juga melibatkan usaha terkait seperti usaha panggung, rigging, pencahayaan, sampai barikade.
Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APM), Dino Hamid, mengatakan usaha dari pihak ketiga merupakan salah satu faktor penting dari terselenggaranya suatu konser atau festival musik.
“Salah satu faktornya kan produksi. Jadi hubungannya pihak ketiga kan, vendor stage, lighting, rigging, LED, visual, barikade, jadi semua faktor produksi pasti melibatkan pihak ketiga. Itu salah satu fundamental juga dalam sisi cost investment,” ungkap Dino pada kumparan, Kamis (15/8).
Keberkahan dari terselenggaranya suatu konser atau festival musik juga tidak hanya dirasakan oleh usaha terkait produksi konser itu sendiri. Beberapa sektor terkait bahkan turut kecipratan dampaknya.
Contohnya adalah sektor makanan dan minuman atau Food n Beverage (FnB) dan perhotelan alias hospitality yang turut hidup khususnya pada usaha yang letaknya di sekitar tempat terselenggaranya suatu konser. Konser musik juga memiliki dampak pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM ) pada setiap penyelenggaraannya.
ADVERTISEMENT
Dino melihat hal ini sebagai ekosistem yang terbentuk dari penyelenggaraan suatu konser atau festival musik.
“Pasti (menghidupkan) makannya saya selalu bilang ke stakeholder, industri kita bukan industri hiburan semata. Industri kita adalah industri ekosistem, jadi yang dihidupkan ya banyak jilid. Kaya tadi produksi, belum lagi media, media kena impact kan, terus ticketing system, FnB, UMKM, terus hospitality misalkan daerah itu ada hotel,” lanjutnya.
Perkembangan pada ekosistem industri tersebut juga didukung dengan posisi konser dan festival musik yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
“Tapi sekarang udah jadi bukan tersier lagi tapi udah jadi part dari gaya hidup. Orang datang ke festival, tuh, udah kaya datang ke mal aja zaman dulu. Karena bukan cuma dateng tapi juga sosialnya, sudah jadi social culture lah sekarang,” kata Dino.
Dampak Konser ke Ekonomi Nasional
ADVERTISEMENT
Data dalam Industry Trade and Brief yang diterbitkan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada Mei 2023 mencatat bahwa perdagangan jasa global tumbuh 14,6 persen dan nilainya telah melampaui seperlima dari perdagangan barang. Dalam hal ini sektor penyumbang pertumbuhan perdagangan global adalah ekonomi kreatif.
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa industri kreatif khususnya musik telah menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang terus tumbuh seiring maraknya kegiatan kreasi, komposisi, pendidikan, penulisan, penciptaan, rekaman, produksi, promosi, pemasaran, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya musik.
Ekonom CORE Indonesia, Piter Abdullah mengatakan bahwa konser tidak bisa dilihat perkembangannya dari penyelenggaraannya saja. Konser harus dilihat sebagai aktivitas ekonomi yang melibatkan banyak aspek dalam setiap penyelenggaraannya.
ADVERTISEMENT
“Pertumbuhan ekonomi kita semakin cepat, semakin tinggi. Nah, bagian dari itu adalah konser ini. Konser ini jangan hanya dilihat dari nyanyi-nyanyinya. Jadi, kalau kita melihat kegiatan dari konser itu kan turunannya banyak itu. Di sana ada konsumsinya, di sana ada tukang-tukang yang akan membangun panggungnya. Jadi, banyak aktivitas ekonomi yang terlibat di dalam sebuah konser,” kata Piter.
Ia juga melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk para penyelenggara konser atau festival musik berkembang. Hal ini dikarenakan jumlah pasar Indonesia yang cukup besar.
“Walaupun sebenarnya masih sangat diharapkan untuk bisa lebih ditingkatkan, kita punya potensi yang besar. Pasar kita besar. Indonesia itu pasarnya besar. Sekarang ini kan industri hiburan kita itu, industri kreatif dari hiburan itu kan terus berkembang,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu dirinya sangat berharap agar ke depan, bisnis hiburan pada industri kreatif dapat terus dikembangkan.
“Ini momentum ini harus kita manfaatkan. Bisnis hiburan, industri kreatif dari hiburan ini harus kita tumbuhkan karena potensi kita besar di situ,” kata Piter.
Soal besaran dampak, Ekonom Senior Institut For Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan bahwa semua tergantung dari besaran konser atau festival musik yang diselenggarakan.
“Nah, besarannya ya tergantung dengan size-nya atau ukuran dari konser tersebut begitu dan seberapa banyak dalam setahun. Jadi kalau misalnya dalam satu konser misalnya nilai estimasinya berapa miliar atau berapa T nah, kemudian dihitung multiplier-nya,” terang Ahmad.
Dampak Konser pada Kota-Kota Penyelenggara
Ahmad juga menyinggung soal dampak terselenggaranya konser dan festival musik pada kota penyelenggara, hal ini karena banyak penyelenggara yang mengadakan konser dan festival musik dengan cara tur ke berbagai kota.
ADVERTISEMENT
“Misalnya di daerah konser banyak yang muter muter-muter berpengaruh ke ekonomi daerah, seperti hotel, restoran, makanan, minuman terus merchandise oleh pelaku UMKM itu sangat pengaruh, sangat pengaruh,” ungkapnya.
Selain Ahmad, Piter juga menyatakan hal yang selaras. Menurutnya, hal ini merupakan dampak positif terhadap perekonomian baik perekonomian lokal pada kota-kota penyelenggara maupun perekonomian nasional.
“Karena perekonomian nasional adalah penggabungan dari perekonomian lokal dengan daerah. Jadi apa pun yang terjadi di daerah itu akan menjadi sumbangsih terhadap perekonomian nasional.” kata Piter.
Jakarta Jadi Kota MICE
Seiring dengan berpindahnya ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Jakarta diharapkan menjadi salah satu kota global dalam kancah perekonomian dunia.
Salah satunya adalah dengan menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota penting yang berkembang dengan industri kreatif seperti penyelenggaraan konser dan festival musik. Hal ini dikatakan oleh Ahmad yang menyebut Jakarta harus menjadi pusat Meeting, Incentives, Conferences, dan Exhibitions (MICE).
ADVERTISEMENT
“Kalau ke depan Jakarta kan tidak lagi menjadi ibu kota, Jakarta harus sebagai Pusat MICE,” ungkap Ahmad.
Walau saat ini Jakarta masih bertumpu pada sektor perdagangan dan pergudangan, Ahmad melihat progres yang cukup baik dari industri kreatif khususnya penyelenggaraan konser dan festival musik.
“Pertama sih perdagangan, kemudian dari pergudangan. Nah jasa-jasa seperti ini memang belum terlalu besar dibandingkan perdagangan tapi lumayan lah dari progresnya,” pungkas Ahmad.