Konsolidasi Bisnis Infrastruktur Telkom Bikin Efisien: Menara sampai Internet

19 Agustus 2022 17:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Telkom. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telkom. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) terus mengkonsolidasikan bisnis infrastruktur dan layanan, sebagai realisasi dari 5 strategi besar yang dikenal dengan Five Bold Moves, untuk menjadi industri telekomunikasi kelas dunia. Setelah menggabungkan bisnis menara ke dalam anak usaha PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, kini Telkom akan menggabungkan layanan koneksi fixed broadband dengan mobile.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, menilai strategi bisnis yang dilakukan Telkom tersebut membuat efisien dan meningkatkan valuasi, serta daya saing perusahaan.
Wamen BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan paparan di acara TelkomGroup Investor Day di Nusa Dua, Bali, Jumat (19/8/2022). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
“Mereka jadi fokus kan, enggak ada inefisiansi tadi. Dengan (pengelolaan menara) di Mitratel jadi bisa disewain ke tenant lain,” kata pria yang akrab disapa Tiko dalam perbincangan dengan media di kawasan Seminyak, Bali, Jumat (19/8).
Tak hanya itu, dia menambahkan langkah bisnis akuisisi menara telekomunikasi Telkomsel oleh Mitratel, menjadi revenue stream baru bagi TelkomGroup. “Menara yang tadinya kan cost center saja, sekarang kan jadi profit center karena juga bisa diisi operator lain,” imbuhnya.
Mantan Dirut Bank Mandiri itu menyatakan, UU Cipta Kerja memang memungkinkan dan mendorong penggunaan infrastruktur untuk layanan bersama (joint services). Selain tower, juga fiber optik bisa digunakan bersama oleh operator. Level persaingan bukan lagi di penguasaan infrastruktur, tapi kualitas layanan kepada customer.
ADVERTISEMENT
Setelah menyatukan bisnis pengelolaan menara di bawah Mitratel, kini Telkom akan menggabungkan bisnis konektivitas yakni layanan koneksi internet berbasis kabel (fix broadband) dengan mobile (wireless). Rencananya Indihome akan digabungkan ke dalam Telkomsel.
"Penggabungan Indihome ke Telkomsel akan memperkuat struktur modal berganda dan meningkatkan skala bisnis. Penetrasi ke pasar juga akan semakin kuat," kata Ririek Adriansyah di acara Telkom Group Investor Day di Nusa Dua, Bali, Jumat (19/8).
Dirut Telkom, Ririek Adriansyah, menyampaikan paparan di acara TelkomGroup Investor Day di Nusa Dua, Bali, Jumat (19/8/2022). Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Menurut Ririek Adriansyah, model penggabungan Indihome ke Telkomsel, bisa berupa penjualan aset dari Telkom ke Telkomsel. Hal serupa pernah dilakukan, saat Telkomsel menjual menara ke Mitratel.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Telkom sedang membicarakannya dengan Singtel, selaku pemegang 35 persen saham Telkomsel. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan akan bertemu dengan bos Singtel untuk membahas aksi korporasi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ini arahnya ke kolaborasi. Jadi kalau Indihome masuk ke Telkomsel, saham Singtel akan terdilusi. Dia mau gak mau harus nambah investasi. Tapi Singtel maunya masuk ke bisnis data centernya Telkom," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu, dalam perbincangan dengan media.
Saat ini Telkomsel merupakan penguasa pasar terbesar untuk layanan selular atau mobile connectivity dengan 176 juta pelanggan. Sedangkan Indihome juga merupakan market leader untuk layanan fixed broadband, dengan 8,6 juta pelanggan atau setara 80 persen market jasa telekomunikasi itu.