Kontraktor di IMIP Produksi 4,67 Juta Ton Nickel Pig Iron, Setor Devisa Rp 232 T

18 Desember 2024 17:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar saat Media Briefing di kantor pusat PT IMIP, Jakarta, Rabu (18/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar saat Media Briefing di kantor pusat PT IMIP, Jakarta, Rabu (18/12/2024). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
Para kontraktor yang berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP) tercatat menyetor devisa sebesar USD 14,45 miliar atau sekitar Rp 232, 6 triliun (kurs Rp 16.100) dari Januari hingga November 2024. Devisa itu berasal dari ekspor Nickel Pig Iron (NPI) yang total produksinya mencapai 4,67 juta ton.
ADVERTISEMENT
NPI merupakan besi mentah mengandung nikel kurang dari 15 persen dengan kadar belerang dan fosfor lebih tinggi dari feronikel (FeNi).
"Ada ke Tiongkok (ekspor) dan ke negara lain. Total produksi komoditas di kawasan IMIP kami sudah memproduksi NPI 4,76 juta ton," ungkap Direktur Komunikasi PT IMIP, Emilia Bassar, saat Media Briefing di kantor pusat PT IMIP, Jakarta, Rabu (18/12).
Emilia mengatakan, kawasan di industri PT IMIP juga telah memproduksi komoditas Stainless Steel Slab sebesar 4,2 juta ton, disusul Steel Hot Rolling Coil sebanyak 2 juta ton, dan Steel Cold Rolling Coil 1,4 juta ton.
Ada juga Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebesar 821 ribu ton, Electrolytic Alumunium sebanyak 750 ribu ton, Electrolytic Nickel 140 ribu ton, serta Nickel Iron Wires sebesar 600 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Emilia menuturkan, PT IMIP memiliki tenants produksi sekitar 60 perusahaan yang tersebar dari dalam dan luar negeri. Kata Emilia, salah satu sebaran perusahaan tenants, antara lain PT Sulawesi Mining Investment, PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, dan PT Indonesia Tsinghan Stainless Steel.
Halvian Oktavian memberi arahan kepada rekan kerja. Foto: Dok. kumparan
"Nah ini kami punya 60-an tenants total di site PT IMIP, PT Yong Wang Indonesia, PT Oracle Nickel Industry, PT Detian Coking Indonesia, dan lainnya," jelas dia.
Ada pula sejumlah tenants yang masih dalam proses kontruksi di kawasan PT IMIP, seperti PT Sulawesi Nickel Cobalt, PT Sulawesi Manganese Recycle, PT Green Eco Nickel, dan PT Chengtok Lithium Indonesia.
Per akhir Agustus 2024, PT IMIP telah mencetak akumulasi investasi sebesar USD 34,3 miliar sejak tahun 2015-2024 atau sekitar Rp 552,5 triliun (kurs Rp 16.100) atau meningkat USD 4,2 miliar dari nilai investasi tahun 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
"Kita juga membayar pajak sebesar USD 1,16 miliar di tahun 2023 lalu, yang berkontribusi ke pendapatan negara," imbuh Emilia.
Di sektor penyerapan tenaga kerja, Emilia menuturkan PT IMIP ada 84,859 pekerja di tahun 2024. Diketahui, jumlahnya terus meningkat, sebut saja dari tahun 2020 yang hanya memperkerjakan 35,952 orang.
"Kita di 2024 ada 84.000 pekerja di site (Morowali). Kalau bertambahnya investasi di kawasan, ketika jadi pabrik, rata-rata sebulan itu bisa 1000 pekerja di kawasan. Semakin banyak pabrik yang dibangun, tentu penyerapan tenaga kerja semakin bertambah," kata dia.
Di samping itu, Emilia menyebut rencana PT IMIP di tahun depan akan berfokus ke tiga isu utama, yakni hilirisasi nikel, memperkuat klaster bahan baku pendukung baterai untuk kendaraan listrik, dan pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
ADVERTISEMENT
"Kami juga punya lebih dari 130 dump truck EV (Electric Vehicle) yang udah di operasikan di kawasan. Itu juga salah satu komitmen kami, lalu di sisi lingkungan kami juga memperkuat di sektor itu," terang Emilia.