Kontraktor Usul Proyek Rel Kereta Layang Jakarta Dibiayai APBD

3 Juli 2018 8:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan rel kereta layang (Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan rel kereta layang (Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
ADVERTISEMENT
Konsep pembiayaan yang akan digunakan untuk pembangunan proyek rel kereta layang atau loop line di DKI Jakarta terus dimatangkan. Sebab pembangunan proyek rel kereta layang tersebut diharapkan dapat dimulai pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono, mengatakan proyek itu akan dikerjakan oleh konsorsium 3 badan usaha, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Jaya Konstruksi.
“Sementara masih Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi yang berminat. Yang lain belum ada,” ujarnya kepada kumparan, Selasa (4/7).
Dia membeberkan, saat ini konsorsium tersebut mengusulkan proyek itu dibiayai oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggunakan skema Availability Payment (AP). Sebab APBD DKI Jakarta dinilai mampu untuk membiayai.
“Kalau APBN sudah jelas sangat berat, terbatas kan duitnya. Ini baru kita bicarakan dengan DKI Jakarta, jangan-jangan mereka mampu membiayai semua,” ucap Bambang.
Dia pun menjelaskan ketika Pemprov DKI Jakarta menyetujui skema AP, nantinya badan usaha akan membangun terlebih dulu proyek itu. Kemudian Pemprov DKI Jakarta akan mengangsur biaya pembangunan dalam tenor yang ditentukan.
ADVERTISEMENT
“Lebih enak investornya, karena dicicil. Penentuan skema pembiayaan ini dilakukan tahun ini, proyek ini kan PSN (Proyek Strategis Nasional). Tahun depan ada pertanggungjawabannya,” tegasnya.
Proyek ini bertujuan untuk mengangkat seluruh rel kereta yang berada di atas tanah di DKI Jakarta menjadi layang, misalnya seperti rel kereta di Stasiun Cikini, diprediksi akan memakan biaya hingga Rp 15 triliun.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan frekuensi pemberangkatan kereta dan jumlah penumpang. Selama ini, frekuensi pemberangkatan kereta terhambat karena rel kereta terganggu perlintasan sebidang.