Kontribusi Pembiayaan Hijau Kurangi Emisi Karbon 1,4 Juta Ton CO2e

19 April 2022 14:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Green Sukuk lnvestor Day 2019 di Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (16/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Acara Green Sukuk lnvestor Day 2019 di Grand Indonesia, Jakarta, Sabtu (16/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Green sukuk menjadi salah satu skema pembiayaan pemerintah untuk mengejar target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen atau 41 persen dengan bantuan dana asing pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Analis Proyek SBSN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Wawan Sugiyarto, memaparkan bahwa dampak penerbitan green sukuk untuk proyek pengurangan emisi karbon pada tahun 2020 berkontribusi terhadap pengurangan 1,4 juta ton CO2e.
Kontribusi green sukuk pada reduksi emisi karbon tersebut, dia menjelaskan dari tahun ke tahun semakin berkurang karena jumlah penerbitan sukuk juga semakin kecil.
"Karena memang jumlah penerbitannya semakin menurun dari sisi volume, maka linier dengan jumlah besaran reduksi dari karbonnya, jadi di tahun 2019 turunnya di 3,2 (juta ton CO2e) kemudian di tahun 2020 juga turun di 1,4 (juta ton CO2e)." kata Wawan pada webinar Indef, Selasa (19/4).
Di tahun 2019, kontribusi penerbitan green sukuk untuk proyek pengurangan emisi karbon berkontribusi sebesar 3,2 juta ton CO2e. Bahkan di tahun 2018 bisa berkontribusi terhadap pengurangan emisi mencapai 5,7 juta ton CO2e.
ADVERTISEMENT
Wawan menjelaskan, pada 2018 lalu penerbitan green sukuk digunakan untuk menggarap 23 proyek hijau, kemudian membangun 727 km double track kereta lintas utara Jawa, memasang 121 unit pembangkit listrik tenaga surya, dan pengelolaan limbah yang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh 3,4 juta keluarga.
Sementara pada 2020, penerbitan green sukuk mayoritas digunakan untuk proyek hijau berupa pembangunan wilayah-wilayah yang memiliki risiko besar terhadap perubahan iklim.
"Kita lihat kebutuhan terhadap air ini jadi sangat vital di beberapa daerah karena sumber air dan distribusinya belum tersedia secara baik," jelasnya.