Kontur Tanah hingga Persinyalan Jadi Tantangan Bangun Kereta Tanpa Rel di IKN

15 Januari 2024 11:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menggunakan teknologi asal China untuk membangun kereta api tanpa rel alias kereta otonom atau Automated Rail Transit (ART). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah memulai penjajakan untuk merealisasikan hal itu.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Silvia Halim, mengatakan pihaknya terus berdiskusi dan memberi masukan kepada Kemenhub terkait adaptasi teknologi asal China yang belum ada di Indonesia itu.
"Dia akan butuh koridor khusus untuk dioperasionalkan. Kedua, yang perlu kita pastikan itu kontur dari kota itu sendiri yang memang IKN sangat berbukit-bukit, tidak rata seperti kota lain, sehingga ini yang selalu jadi konsiderasi kami apakah memang bisa diterapkan dengan baik atau tidak," kata Silvia saat ditemui di The Westin Jakarta, Senin (15/1).
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN, Silvia Halim. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Silvia mengatakan pihaknya memastikan teknologi mutakhir yang diterapkan di IKN dapat diterapkan dengan baik dan memastikan kesesuaiannya dengan karakteristik kawasan IKN.
"Jadi tidak bisa mungkin di seluruh tempat. Itu yang kami sampaikan. Parsial (di wilayah yang memungkinkan). Dan ini masih dalam tahap percobaan, di tahap awal ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain kontur tanah yang berbukit, faktor sarana dan prasarana lain yang diperhatikan Badan Otorita IKN adalah jaringan listrik dan sinyal di IKN. Pihaknya telah menunjuk dua badan usaha, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan anak usaha PT PLN (Persero), PLN Icon Plus untuk membangun jaringan multi-utility tunnel (MUT) atau terowongan multi-utilitas untuk mengelola dan mengatur berbagai urusan jaringan utilitas mulai dari pipa air, kabel listrik, dan fiber optik.
"Makannya ini dia, kenapa telekomunikasi sangat penting. Di kota pintar itu paling mendasar adalah telekomunikasi. Makannya proses yang kita jalankan hari ini untuk memastikan bahwa infrastruktur telekomunikasi dan jasa lain-lain itu tersedia in time, dan sesuai kebutuhan untuk teknologi yang sifatnya sudah advance, seperti kereta autonomous, bus listrik yang nanti juga dikejar autonomous," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta China membangun kereta api tanpa rel alias kereta otonom atau Automated Rail Transit (ART) di IKN. Permintaan tersebut disampaikan saat Budi bertemu dengan Menteri Transportasi Republik Rakyat China Li Xiaopeng, Jumat (12/1) di Kota Beijing, China. Pertemuan tersebut membahas peluang peningkatan kerja sama bilateral di sektor transportasi.
Terkait pembangunan kereta tanpa rel, Menhub menyampaikan telah melakukan penjajakan dengan pihak China melalui China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC). Pihak CRRC dikabarkan akan membawa unit Kereta Otonom ke Indonesia sebagai etalase pameran yang akan diselenggarakan di IKN sekitar bulan Juli 2024.
Hal itu menjadi ajang demonstrasi kemampuan dari Kereta Otonom. “Satu set kereta terdiri dari tiga gerbong, berkapasitas 307 penumpang, memiliki kecepatan operasional 40 km/jam dan kecepatan maksimal 70 km/jam,” ujar Budi dalam keterangan resmi, Sabtu (13/1).
ADVERTISEMENT