Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konversi ke Jargas Kurangi Impor 83,5 Juta LPG Nonsubsidi per Tahun
27 September 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Program jaringan gas untuk rumah tangga (jargas) disebut sebagai opsi energi yang dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Opsi ini juga disebut merupakan langkah untuk mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
ADVERTISEMENT
“Jargas adalah salah satu cita-cita pemerintah. Jadi sudah tertuang dalam nawacita, kedaulatan energi, dalam hal ini kita tidak impor harapannya. Kemudian Jargas itu juga sudah masuk di PSN, melalui Lampiran Perpres No. 58 tahun 2017,” ungkap Senior Expert Sales Regional 2 Jawa Bagian Barat Pertamina Gas Negara (PGN) Yudi Ardianto dalam Media Briefing Anugerah Jurnalistik Pertamina di Bandung, Jawa Barat pada Senin (23/9).
Ia menyebut dengan adanya konversi LPG ke Jargas, pemerintah dapat mengurangi impor 83,5 juta kilogram LPG non-subsidi setiap tahunnya.
Yudi juga menjelaskan, secara nasional saat ini sudah ada 817.000 sambungan rumah tangga (SRT) atau pelanggan aktif dari PGN. Pelanggan tersebut tersebar di 18 provinsi dari seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Dari wilayah Jakarta kami ada 26 ribu. Bekasi, Karawang ini sekarang kami ongoing. Jadi kami sedang melakukan pemasangan jargas di wilayah-wilayah ini. Secara total 817 ribu. Kami 241 ribu itu dari PGN. Kemudian kami juga mengelola dan membangun dari APBN. APBN yaitu 586 ribu. Tersebar di seluruh jargas di 18 provinsi, 74 kota/kabupaten,” kata Yudi
Menurut Yudi, ada dua manfaat yang dapat dirasakan masing-masing oleh masyarakat dan pemerintah. Dari masyarakat, Jargas dinilai sebagai suatu opsi energi rumah tangga yang praktis dan aman. Sedangkan dari pemerintah, kontribusi Jargas adalah untuk menurunkan biaya subsidi.
Selain itu, Yudi bilang Jargas juga dapat membangun pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal tersebut dapat tercermin pada peningkatan daya saing dan daya beli sampai serapan tenaga kerja untuk pembangunan dan keterhubungan jargas.
ADVERTISEMENT
“Kemudian tentunya pertumbuhan daerah ya, karena daya saing dan daya beli masyarakat. Penyerapan tenaga kerja pada saat pembangunan, di situ terlibat banyak, ada pabrik pipa, ada kemudian tukang gali gitu ya. Ada tukang nyambung pipa, macem-macem,” lanjutnya.
Yudi menyebut jumlah serapan tenaga kerja dari pembangunan jargas secara total juga cukup masif. Jargas juga dianggap dapat mendukung program langit biru karena gas alam menjadi salah satu energi yang ramah lingkungan.
“Terus kemudian mengurangi mobilitas logistik tracking, dan juga mendukung program langit biru. Karena gas bumi itu adalah salah satu energi bersih yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Dalam urusan pembayaran, jargas juga kini dapat dibayar melalui aplikasi My Pertamina. Berdasarkan catatan kumparan, PGN telah menyepakati kesepakatan bersama PT Pertamina Patra Niaga (PPN) selaku Subholding Commercial & Trading melalui kerja sama layanan pembayaran tagihan gas bumi melalui aplikasi MyPertamina.
ADVERTISEMENT