Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konversi Motor Listrik Masih Minim karena TKDN, Terkendala Pasokan Baterai
29 November 2023 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN ) minimal 40 persen disebut jadi kendala minimnya realisasi konversi sepeda motor bensin ke listrik . Syarat TKDN 40 persen harus dipenuhi perusahaan untuk bisa masuk di skema pembelian dengan bantuan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setyadi mengatakan Indonesia sudah dekat dengan pencapaian produksi baterai listrik sendiri. Bila itu terealisasi akan mendorong persentase TKDN sepeda motor listrik .
Budi menjelaskan, Indonesia Battery Corporation (IBC) ditargetkan dapat berproduksi mulai 2024. IBC ditargetkan akan mampu produksi sel baterai sebesar 10 GWh pertama untuk otomotif pada tahun depan.
"Awal tahun depan sudah mulai produksi. Jadi artinya ketersediaan baterai komponennya atau TKDN mungkin akan lebih besar," kata Budi saat ditemui di Gedung SMESCO, Rabu (29/11).
Dia juga mengatakan, jumlah pabrik sepeda motor listrik di Indonesia kini semakin tumbuh. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), total pabrik motor listrik yang ada di Indonesia sudah mencapai 52 Agen Pemegang Merek per Mei 2023, meningkat dari hanya 9 APM di 2019.
Masalahnya, per Mei 2023 lalu pabrik motor listrik yang sudah mencapai TKDN 40 persen baru ada 10 pabrik dengan 18 jenis motor listrik, dari total 52 APM yang ada.
ADVERTISEMENT
"Makannya kemudian yang sudah mencapai 40 persen TKDN diberikan untuk bisa pembelian dengan skema bantuan pemerintah," pungkas Budi.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif, mengakui realisasi program konversi motor BBM menjadi motor listrik masih minim, meskipun sudah menjelang akhir tahun 2023. Salah satunya karena kelangkaan pasokan baterai.
Arifin mengatakan, pemerintah sudah melakukan program pembinaan kepada industri pendukung. Menurutnya, beberapa komponen memang bisa dilakukan pengadaan, hanya saja kendala terjadi di baterai.
"Kuncinya adalah ketersediaan baterai listriknya yang memang terbatas sekali, harus ada kepastian mengenai keberadaan stok baterai listriknya karena kita belum bisa bikin sendiri," ungkap Arifin saat Rapat Kerja Komisi VII DPR, Selasa (21/11).
Dia melanjutkan, hambatan lain adalah mengenai kebijakan Tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Arifin meminta pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan relaksasi TKDN komponen konversi motor listrik.
ADVERTISEMENT
"Tapi memang baterainya yang enggak ada. Converter-nya ada, motornya juga bisa," imbuh Arifin.