Koperasi Desa Merah Putih Diluncurkan Oktober 2025

8 Mei 2025 19:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan meluncurkan Koperasi Desa Merah Putih pada Oktober 2025. Izin dan legalitasnya pun tengah dikebut dan diharapkan selesai Juni 2025.
ADVERTISEMENT
Menteri Koperasi Budi Arie mengatakan hingga bulan depan, harus sudah ada 80.000 Koperasi Desa Merah Putih yang selesai urusan legalitasnya. Sementara hingga hari ini, baru selesai 9.800 koperasi.
"Oktober itu operasional. Kita kan mempertimbangkan, termasuk legalitasnya Juni sudah selesai semua," kata Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (8/5).
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan masing-masing koperasi akan mendapatkan pinjaman Rp 3 miliar pada tahap pertama dari bank-bank BUMN. Dana itu akan digunakan untuk berbagai bisnis yang bisa dibuat koperasi yang keuntungannya untuk desa tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meninjau pelaksanaan Musyawarah Desa Kelurahan Khusus (Musdesus) dan Unit Usaha Koperasi Desa Merah Putih di Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Dok. Kemenko Pangan
Plafon pinjaman bisa bertambah jika memang ada urgensi kebutuhan penambahan modal. Setelah mendapatkan pinjaman, pengelola Kopdes Merah Putih akan mendapatkan pembinaan dan bimbingan dari Satgas yang ditugaskan.
ADVERTISEMENT
“Makanya ada Satgas, dikasih pekerjaan, dikasih usaha dan seterusnya harus dibina. Nanti dari keuntungannya itulah baru nanti membayar angsuran dari pinjaman dari Himbara,” tutur Zulhas.
Zulhas menjamin bisnis yang akan dijalankan Koperasi Desa Merah Putih tidak akan bikin rugi karena bisnisnya akan bersifat monopoli tiap desa.
"Misalnya gas. Kamu distributor satu-satunya di desa itu, rugi enggak? Atau pupuk bersubsidi, beras, nanti minyak goreng. Masa bisnis monopoli rugi? Kan bisnisnya enggak bersaing di pasar bebas," jelasnya.