Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Korea Selatan hingga Rusia Penjajakan Nuklir di RI, Kapan PLTN Dibangun?
23 April 2024 20:22 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Management Human Capital and Administrasi PLN Nusantara Power Karyawan Aji mengatakan Indonesia memang belum membutuhkan nuklir sebagai kebutuhan energi nasional, tapi sudah dilakukan kajian dengan sejumlah perusahaan luar negeri.
"Ini sedang MoU (Memorandum of Understanding/kesepakatan). Kita memang MOU dengan beberapa perusahaan ya tidak hanya Korea, ada Rusia , dan Amerika. Tapi masih penjajakan dulu," katanya saat acara halalbihalal PT PLN NP di Jakarta, Selasa (23/4).
Beberapa hal yang masih jadi pertimbangan PLTN belum juga dibangun di Indonesia, karena PLN masih belum tahu teknologi yang pas, faktor politik, hingga geopolitik luar negeri.
"Jadi sebetulnya masalah jauh atau tidak tergantung kebutuhan kita ya, kebutuhan kita ke depann adaptasi energi mau secepat apa. Kalau semakin cepat yang kita inginkan artinya PLTN kan karena PLTN kan tanpa mengeluarkan CO2," ujarnya.
Aji yang aktif di Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) mengatakan Kementerian ESDM sebenarnya sudah membuat peta jalan PLTN mulia 20240. Karena itu, di masa pemerintahan baru usai Presiden Jokowi lengser, MKI akan mengajukan buku putih PTLN sebagai turunan rencana Kementerian ESDM.
ADVERTISEMENT
"Ini ada buku putih transisi energi, nanti kita musyawarahkan ke pemerintahan baru. Oktober akan kita sampaikan," ujarnya.
Terlepas dari PLTN, PT PLN NP sudah membangun pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) hiangg Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan PLTS Terapung seperti di Waduk Cirata.
PLTS Terapung Cirata merupakan yang terbesar pertama di Asia Tenggara dan ketiga di dunia. Dikerjakan PLN NP dan perusahaan Uni Emirat Arab, Masdar.