Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Koster: Harga Tiket Pesawat ke Bali Masih Tinggi, Jumlah Wisatawan Belum Pulih
4 Maret 2025 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali Wayan Koster menyebut kondisi ekonomi Pulau Dewata sudah kembali normal pasca diterpa pandemi virus corona atau COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2023-2024 mencapai 5,48 persen. Nilai pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dari pertumbuhan nasional pada tahun yang sama, yaitu sekitar 5,03 persen.
"Secara umum kondisi ekonomi Bali mengalami kemajuan lebih baik dari pencapaian tahun 2019, sebelum COVID-19," katanya saat memberikan pidato perdana di Ruang Sidang Utama DPRD Bali, Selasa (4/3).
Pemulihan ekonomi Bali didorong oleh sektor pariwisata. Kontribusi sektor pariwisata terhadap ekonomi Bali mencapai 66 persen.
Berdasarkan catatannya, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada tahun 2024 mencapai 6,4 juta orang. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 lalu atau sebelum COVID-19, yang mencapai 6,25 juta orang.
Namun, jumlah kunjungan wisatawan domestik (wisdom) hanya mencapai 9,6 juta orang. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2019 lalu yang mencapai 10,5 juta orang.
ADVERTISEMENT
Menurut Koster, situasi ekonomi Indonesia masih tersoak-soak dan harga tiket pesawat rute domestik masih tinggi menjadi penyebab utama kunjungan wisdom kecil.
"Jadi wisdom ini belum pulih, usut punya usut ternyata memang ekonomi nasional Indonesia belum pulih betul dan tiket penerbangan ke Bali cukup tinggi sehingga kurang memungkinkan masyarakat lokal terbang ke bali berwisata," katanya saat memberikan pidato perdana di Ruang Sidang Utama DPRD Bali, Selasa (4/3).
Padahal, kata Koster, kontribusi pariwisata Bali terhadap devisa negara mencapai 44 persen atau senilai Rp 107 triliun.
Dalam pidatonya, Koster tak menyinggung soal stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah selama libur lebaran. Koster mengatakan, bakal menata struktur perekonomian di sektor pariwisata dan non pariwisata.
"Posisi Bali punya kontribusi besar terhadap devisa pariwisata Indonesia. Ekonomi Bali sangat tergantung sektor pariwisata oleh karena itu ke depan harus melakukan transformasi untuk menata struktur dan fundamental perekonomian bali agar lebih seimbang antara sektor pariwisata dengan sektor bukan pariwisata," katanya.
ADVERTISEMENT