Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Krakatau Steel Raih Kesepakatan Penjualan Hingga 38.500 Ton per Bulan
8 Desember 2024 12:31 WIB
·
waktu baca 3 menitPT Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Krakatau Baja Industri (PT KBI) melaksanakan penandatanganan kesepakatan perjualan atau Long Term Supply Agreement (LTSA) dengan 23 perusahaan pada Jumat (6/12). Plt Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar, mengatakan, total kesepakatan dengan perusahaan pabrikan, distributor, dan coil centre ini mencapai 38.500 ton setiap bulan.
“Pada kesempatan kali ini, kami merayakan Hari Jadi PT Krakatau Baja Industri dengan melakukan customer intimacy dan penandatanganan kesepakatan penjualan termasuk LTSA bersama 23 perusahaan untuk suplai produk baja Cold Rolled Coil hingga 38.500 ton setiap bulan selama setahun ke depan,” kata Akbar.
Akbar menambahkan, PT KBI merupakan salah satu anak usaha yang memberikan kontribusi besar dalam peningkatan kinerja Krakatau Steel. Produk baja Cold Rolled Coil dan Plate PT KBI merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia yang banyak digunakan untuk bahan baku industri otomotif, galvalum, galvanis, maupun produk kebutuhan rumah tangga dan produk hilir baja ringan.
“Kami berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan layanan baik dari sisi kualitas produk, harga, maupun delivery. Hal ini kami lakukan untuk menjaga dan meningkatkan customer satisfaction. Terima kasih dan apresiasi tinggi untuk seluruh perusahaan konsumen setia Krakatau Steel dan PT KBI,” lanjut Akbar.
Beberapa perusahaan yang melakukan penandatanganan kesepakatan penjualan dengan PT KBI di antaranya PT Tata Metal Lestari, PT Sunrise Steel, PT NS Bluescope Indonesia, PT Kerismas Witikco Makmur, PT Saranacentral Bajatama, PT Fumira, CV Perjuangan Steel, PT Srirejeki Perdana Steel, PT Intisumber Bajasakti, PT Pandawa Jaya Steel, CV Sampoerna Jaya Baja.
Selain itu, ada PT Hamasa Steel Center, CV Paros Dian Wijaya, PT Bangun Era Sejahtera, PT Afro Pacific Indah Steel, PT Spirit Niaga Jayamahe, PT Indometal Satria Agung, PT Krakatau Niaga Indonesia, PT Guna Abadi Sentosa, PT Papajaya Agung, PT Baja Prima Perkasa, PT Bajamakmur Perkasa, PT Sarana Steel, dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia.
"Dari besarnya antusiasme perusahaan-perusahaan pabrikan, distributor, maupun coil centre untuk melakukan kesepakatan penjualan, maka kami bersama para pelaku industri baja optimis dapat memberikan kontribusi positif bagi industri baja nasional," ujarnya.
Akbar pun berharap pemerintah terus mendukung kelangsungan industri baja nasional agar industri baja dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ia menambahkan bahwa dalam 3 tahun terakhir industri manufaktur nasional memberikan kontribusi positif bagi PDB kita antara 15-17 persen.
"Kami yakin bahwa sinergi dan kolaborasi Krakatau Steel Group bersama para pelaku industri manufaktur nasional dapat mendorong perekonomian Indonesia hingga 8 persen sesuai dengan yang digaungkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto," ujarnya.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian RI, Rizky Aditya Wijaya, yang hadir dalam acara tersebut menyatakan, pemerintah berkomitmen untuk hadir mendukung kemajuan dan keberlanjutan serta memperkuat ketahanan industri baja nasional. Diantaranya, melalui peningkatan penggunaan produk dalam negeri, penerapan TKDN di semua sektor, maupun pengurangan ketergantungan bahan baku dan produk impor.
“Industri baja merupakan industri strategis, Mother of Industries yang menopang sektor lainnya seperti konstruksi, otomotif, energi, dan juga manufaktur karena industri baja memegang peran kunci dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” lanjut Rizky.
Rizky juga mengungkapkan, perlunya upaya bersama untuk bertumbuh dan menghadapi segala tantangan agar dapat terus menopang kemajuan industri baja nasional sehingga peningkatan ekonomi 8 persen dalam 5 tahun ke depan bukanlah hal yang mustahil.
“Oleh karena itu kami mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas produksi melalui inovasi teknologi produksi untuk peningkatan efisiensi, diversifikasi produk baja hilir, dan peningkatan kepatuhan terhadap standar internasional untuk membuka peluang ekspor di pasar global,” tegas Rizky.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio