Kredit Bank Mandiri Naik 19,5% ke Rp 1.670 T di 2024, Ini Segmen Paling Besar

5 Februari 2025 12:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri, Rabu (5/2/2025). Foto: Dok. Bank Mandiri
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri, Rabu (5/2/2025). Foto: Dok. Bank Mandiri
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengumumkan realisasi penyaluran kredit sepanjang tahun 2024, sebesar Rp 1.670,55 triliun, tumbuh 19,5 persen secara year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan pertumbuhan kredit yang kuat dan berkualitas diiringi oleh pertumbuhan dana masyarakat yang sangat baik, khususnya tabungan.
"Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari dua kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata dapat dijumpai di setiap daerah di seluruh penjuru Nusantara," katanya saat konferensi pers Laporan Kinerja 2024 di Jakarta, Rabu (5/2).
Hingga Desember 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari dua kali lipat pertumbuhan industri.
Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian dan perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah.
ADVERTISEMENT
Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5 persen secara tahunan, menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir tahun 2024.
Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga tumbuh 6 persen (yoy) menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Kemudian, posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304 persen pada akhir 2024.
Gedung Bank Mandiri. Foto: Dok. Istimewa
Berdasarkan sektornya, kenaikan penyaluran kredit Bank Mandiri terbesar pada sektor pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi yang tumbuh 44,9 persen, disusul oleh jasa dunia usaha naik 36,3 persen, jasa sosial 31,3 persen, pertambangan 29,2 persen, perindustrian 19,2 persen, perdagangan, restoran, dan hotel 18,6 persen, pertanian 7,98 persen, dan lainnya 11,2 persen.
ADVERTISEMENT
Darmawan menambahkan, pertumbuhan juga terlihat dari penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank Mandiri, pada akhir Desember 2024 tumbuh 16,9 persen (yoy).
"Hingga Desember 2024 Bank Mandiri mampu membantu ribuan masyarakat dan pekerja di Indonesia mewujudkan hunian impian mereka dengan KPR Bank Mandiri yang tumbuh pada level 16,9 persen year on year," tuturnya.
Darmawan menyebutkan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut didukung pula oleh diversifikasi sektor yang optimal dan penerapan praktik bisnis bank yang penuh kehati-hatian atau prudent banking.
"Bank mandiri secara optimal mendukung pertumbuhan di berbagai sektor strategis tanpa terkecuali yang juga memperkuat profil risiko kami dengan meminimalkan konsentrasi kredit pada sektor-sektor tertentu saja," jelasnya.
Sementara itu, kualitas kredit Bank Mandiri tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97 persen pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Adapun Bank Mandiri membukukan laba bersih secara konsolidasi sepanjang tahun 2024 senilai Rp 55,8 triliun (setelah pajak dan minority interest), naik sekitar 1,31 persen
Perusahaan mencatat pendapatan bunga bersih di tahun 2024 Rp 102 triliun atau naik 6,12 persen (yoy), kemudian pendapatan non bunga sebesar Rp 42,3 triliun atau tumbuh 4,12 persen (yoy), dan PPOP sebesar Rp 88 triliun atau tumbuh 3,77 persen.
Ilustrasi transaksi pakai QRIS Bank Mandiri. Foto: Dok. Bank Mandiri
Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri turut mengalami pertumbuhan yang solid, didukung oleh peningkatan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA).
Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73 persen (yoy) menjadi Rp 1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3 persen dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan CASA tersebut terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4 persen (yoy) menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6 persen (yoy) menjadi Rp 606 triliun.