Kredit Perbankan Sektor Pariwisata 2023 Tembus Rp 128,2 T, Naik 4,57 Persen

16 Desember 2023 7:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa usai acaraMalam Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat (15/12). Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa usai acaraMalam Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat (15/12). Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, menuturkan sepanjang Januari hingga September 2023, kredit perbankan di sektor pariwisata capai Rp 128,2 triliun.
ADVERTISEMENT
“Penyaluran kredit perbankan ke sektor akomodasi dan penyediaan makanan minuman yang merupakan bagian dari industri pariwisata, per bulan September 2023 mencapai Rp 128,2 triliun rupiah,” kata Purbaya dalam acara Malam Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat (15/12).
Angka tersebut menurutnya naik sebesar 4,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Ilustrasi Nusa Penida Bali Foto: Shutter stock
Kendati demikian, Purbaya bilang, jika melihat kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB), seharusnya angka kredit perbankan sektor ini dapat bertumbuh lebih pesat lagi, lebih dari Rp 500 triliun.
“Kontribusi pariwisata ke perekonomian tidak sampai 10 persen kalau tidak salah 6-7 persen, (tapi) harusnya (kredit perbankan) di atas Rp 500 triliun untuk sektor pariwisata, Rp 700 triliun sampai Rp 800 triliun, saya pikir masih bisa didorong lagi,” tambah Purbaya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Purbaya memproyeksikan angka kredit perbankan sektor pariwisata akan bertumbuh pada tahun depan. Hal ini didorong oleh dibukanya perekonomian pasca pandemi COVID-19.
Meskipun masih bergantung pada kebijakan pemerintah. “Proyeksi untuk tumbuh lebih cepat ada lagi, harusnya akan lebih cepat karena ekonomi sudah dibuka dari tahun sebelumnya tapi masalah kredit tergantung kebijakan pemerintahan,” tutup Purbaya.