Krisis Baja Melanda China, Banyak Pabrik Gulung Tikar

15 September 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi baja dari Rusia. Foto: Yakov Oskanov/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baja dari Rusia. Foto: Yakov Oskanov/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setelah bulan lalu CEO China Baowu Steel Group Corp Hu Wangming menyatakan kekhawatirannya mengenai krisis baja yang sedang melanda China pada tahun ini, kini data semakin membuktikan fenomena tersebut.
ADVERTISEMENT
Baowu Steel Group Corp. merupakan salah satu produsen baja terbesar di China. Mereka berkontribusi sekitar 7 persen dari baja dunia.
Mengutip Bloomberg, produksi baja mentah di China anjlok 10 persen pada bulan Agustus 2024 secara year on year (yoy). Penurunan signifikan produksi baja ini akibat merosotnya jumlah permintaan, dan harga baja.
Bulan Agustus menjadi periode 'brutal' bagi pabrik-pabrik baja di China. Mereka menghadapi kerugian setiap ton baja yang diproduksi.
"Banyak dari mereka [pabrik-pabrik] yang menutup tungku [gulung tikar]," tulis laporan Bloomberg seperti yang dikutip kumparan, Minggu (15/9).
Produksi baja mentah turun 10,4 persen dari tahun sebelumnya menjadi 77,9 juta ton, menurut Biro Statistik Nasional. Produksi di bulan Agustus menjadi paling rendah sejak 2017. Total volume produksi untuk 8 bulan pertama tahun ini lebih rendah 3,3 persen menjadi 691,4 juta ton dibanding tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Tren penurunan permintaan pasar terhadap baja dari China dalam beberapa tahun ini menjadi tanda krisis semakin di depan mata. Situasi ini berbanding terbalik dibanding dua dekade lalu pada saat itu permintaan baja dari China tumbuh signifikan akibat industrialisasi dan urbanisasi yang begitu cepat.
"Tahun ini, dan terutama musim panas ini, kemerosotan terus menerus dalam aktivitas konstruksi telah memperburuk situasi," jelas laporan tersebut.
Ilustrasi industri baja. Foto: Fabian Bimmer/REUTERS
Kendati demikian, sebuah harapan mulai terlihat pada bulan September dengan beberapa harga baja yang mulai menunjukkan kenaikan, dan harga berjangka biji besi pulih dari yang sebelumnya di bawah USD 90 per ton.
Kondisi ekonomi China memang sedang lesu. Pasar properti terpukul hingga kepercayaan konsumen melemah menambah beban keberlangsungan sektor lain, seperti minyak mentah misalnya.
ADVERTISEMENT
Produksi minyak mentah menunjukkan turun 6,2 persen berdasarkan data terminal Bloomberg dari tahun ke tahun menjadi 59,07 juta ton pada bulan Agustus.