Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anggota Tim Asistensi Menko Perekonomian sekaligus Sekretaris Eksekutif I Komite Kebijakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Raden Pardede, menjelaskan krisis yang terjadi saat ini berdampak yang luar biasa parah ke berbagai sektor. Dari sektor perbankan hingga sektor pengusaha kecil.
"Tahun 97-98 lebih memukul sektor konglomerasi, kelompok kecil tidak terpukul. Sekarang, semuanya kena," kata Raden Pardede saat memaparkan review kuartal II dan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Senin (10/8).
Menurut dia, pada krisis ekonomi 1998 pelaku usaha kecil masih bisa berjualan karena tidak ada kebijakan bekerja di rumah atau pembatasan sosial lainnya.
Selain itu, kegiatan-kegiatan usaha di perkantoran juga masih lancar. Sementara pandemi virus corona saat ini, membuat hampir seluruh kegiatan ekonomi secara fisik terhenti.
ADVERTISEMENT
"97-98 kita tahu UMKM tidak terkena, masih survive, karena UMKM pada waktu itu tidak dilarang bekerja, kita tidak dilarang bekerja, berbisnis, dan tidak ada WFH. Kegiatan perkantoran masih berjalan, pedagang kaki lima masih jualan. Sekarang, dengan pelarangan memukul UMKM," katanya.
Ia pun tak heran jika ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus hingga 5,32 persen. Sebab, berdasarkan pengamatannya, perekonomian dalam negeri telah mengalami penurunan yang signifikan pada bulan Maret hingga April 2020.
"Tentu kita tidak kaget, karena kita lihat dari berbagai data-data yang sebelumnya atau indikator dini, penurunan kegiatan signifikan sejak April, Maret udah mulai, April-Mei turun drastis kegiatan itu. Sebab menganjurkan WFH dan tidak bepergian dalam kota atau luar kota," tuturnya.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.