Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Krisis Energi Listrik, Erick Thohir Akan Perbaiki Kontrak Pembelian Batu Bara
4 Januari 2022 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan akan memperbaiki kontrak jangka panjang pembelian batu bara dan LNG untuk kebutuhan energi listrik di dalam negeri. Langkah ini diambil untuk menyikapi seretnya pasokan batu bara ke pembangkit PLN.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat yang digelar Senin (3/1) malam usai Presiden Jokowi memberikan arahan terkait larangan ekspor batu bara dan prioritas kebutuhan energi dalam negeri, Erick mengaku sejumlah menteri terkait langsung membagi tugas.
Selain Erick, menteri lain yang hadir adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Perdagangan, Menteri Perhubungan, Kejaksaan Agung, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
"Para menteri yang terkait suplai batubara dan LNG untuk mendukung pasokan listrik nasional langsung membagi tugas. Kami di Kementerian BUMN akan memperbaiki kontrak jangka panjang kebutuhan suplai sesuai dengan rapat bersama Kejaksaan Agung dan BPKP," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (4/1).
Selain itu, para menteri juga akan memperbaiki sistem logistik dan infrastuktur untuk memastikan kebutuhan batu bara dalam negeri terpenuhi. Kata dia, sesuai arahan Jokowi yang telah menekankan komitmen bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan batu bara dengan energi baru terbarukan, pihaknya juga telah menyiapkan peta jalan pengembangan ekonomi hijau dan transisi energi serta renewable energy.
ADVERTISEMENT
"Intinya, kebutuhan energi dalam negeri akan jauh lebih diprioritaskan demi kelancaran pembangunan," jelas Erick.
Tentang kontrak pembelian batu bara sempat dikeluhkan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pada Oktober 2021, terutama saat harga batu bara mengalami kenaikan.
Saat itu, Darmawan yang masih menjabat sebagai Wadirut PLN mengatakan pada saat harga batu bara internasional sangat murah, semua pemilik tambang ingin memasok ke PLN. Sementara itu, ketika harga batu bara merangkak naik, kondisi sebaliknya terjadi sehingga pasokan untuk PLN semakin berkurang.
"Ketika harga batu bara naik jadi USD 80 per ton, pasokan ke PLN menurun drastis, bahkan carry over sampai sekarang. Itu lah mengapa kita membenahi pengelolaan batu bara dengan membangun digitalisasi, atas bimbingan Kementerian ESDM,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (1/10).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, PLN juga mengusulkan skema kerja sama yang menekankan perlunya pemenuhan kebutuhan domestik selain mendukung ekspor. Pasalnya, lanjut Darmawan, PLN sempat masuk kondisi kritis akibat ketidakpastian pasokan, namun berkat dukungan banyak pihak situasi dapat terkendali.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, target produksi batu bara di 2022 akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini. Proyeksi target produksi 2022 berada di kisaran 637 juta hingga 664 juta ton, sedangkan target produksi batu bara 2021 mencapai 625 juta ton.
Sementara itu, kebutuhan batu bara dalam negeri diprediksi juga meningkat di tahun 2022 dengan 190 juta ton. Angka tersebut meningkat dibandingkan kuota Domestic Market Obligation/DMO tahun ini yang mencapai 137,5 juta ton.