Krisis Properti di China Diproyeksi Berlanjut pada 2025

28 November 2024 12:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi krisis properti di China. Foto: Jade Gao/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi krisis properti di China. Foto: Jade Gao/AFP
ADVERTISEMENT
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memproyeksi krisis properti di China akan berlanjut pada tahun 2025. Kondisi tersebut disebabkan harga dan penjualan tetap lemah meskipun pemerintah sudah memberikan stimulus untuk mendongkrak permintaan hunian.
ADVERTISEMENT
Mengutip Bloomberg, harga rumah baru China diproyeksi akan turun 5 persen lagi tahun depan. Angka ini sesuai dengan data dari biro statistik resmi China.
Sementara itu, Direktur Pelaksana Fitch, Wang Ying, memperkirakan penjualan rumah baru akan menurun 10 persen lagi.
"Titik balik untuk sektor real estate belum datang. Apakah pemanasan baru-baru ini dapat terus menghadapi ketidakpastian yang besar,” kata Wang, Kamis (28/11).
China dalam dua bulan terakhir mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan pasar properti, termasuk memotong biaya pinjaman pada hipotek yang ada, melonggarkan pembatasan pembelian di kota-kota besar, dan menurunkan pajak atas pembelian rumah.
Pusat perdagangan Guangzhou menjadi kota tingkat pertama yang menghapus semua pembatasan pembelian properti perumahan.
Sementara itu, Beijing, Shanghai, dan Shenzhen mengizinkan lebih banyak orang untuk membeli tempat tinggal di daerah pinggiran kota, dan membiarkan orang lain membeli lebih banyak rumah.
Ilustrasi krisis properti di China. Foto: Isaac Lawrence/AFP
Wang mengatakan, langkah tersebut membantu meringankan penurunan harga rumah China untuk bulan kedua di bulan Oktober. Tetapi pemulihan penjualan sebagian besar terbatas pada kota-kota tingkat atas, dan belum meluas ke kota-kota kecil.
ADVERTISEMENT
“Yang lebih buruk lagi, harga di pasar domestik yang ada terus menurun dan daftar terus menumpuk, menunjukkan segmen yang diawasi ketat di kota-kota besar belum mencapai titik terendahnya,” kata Wang.
Menurut dia, kondisi tersebut akan memberikan tekanan lebih lanjut pada bank-bank Cina, yang telah berjuang dengan rekor margin rendah, keuntungan yang melemah dan utang yang meningkat dari perusahaan.
Margin bunga bersih di bank-bank Cina menyusut menjadi 1,5 persen pada kuartal III 2024, nilai tersebut merupakan yang terendah di Asia Pasifik, dan dapat menyempit lagi tahun depan.
Rasio pinjaman dari hipotek perumahan naik 10 hingga 20 basis poin dalam beberapa kuartal terakhir karena ekspektasi pendapatan yang lemah dan pengiriman rumah jadi yang lambat mengurangi kesediaan pembeli untuk pembayaran hipotek.
ADVERTISEMENT