Krisis Sarjana di Lahan Pertanian

30 Mei 2020 15:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petani menyulam tanaman tomatnya yang mati di Kelurahan Bayaoge, Palu, Sulawesi Tengah, Selassa (5/5) Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petani menyulam tanaman tomatnya yang mati di Kelurahan Bayaoge, Palu, Sulawesi Tengah, Selassa (5/5) Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki
ADVERTISEMENT
Di tengah ancaman krisis pangan, sektor pertanian justru menghadapi berbagai tantangan untuk bisa berkembang.
ADVERTISEMENT
Andil pertanian dalam perekonomian di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan tersebut disebabkan berjalannya transformasi ekonomi dari pertanian ke industrial.
Selain itu, regenerasi juga menjadi soal lain yang mesti diselesaikan. Baru-baru ini, Ketua Umum Persatuan Ekonomi Pertanian Indonesia Hermanto Siregar mengatakan, 70 persen petani Indonesia tidak tamat SD dan memasuki usia tua.
"70 persen petani kita hanya tamat SD atau lebih rendah, bayangkan ini tahun 2020. Separuh lebih berusia di atas 40 tahun, produktivitas lebih rendah," ujar Hermanto dalam keterangannya, Sabtu (30/5).
Penyuluh pertanian menemui para petani. Foto: Dok. Kementan
Hal senada juga diamini oleh Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah. Kondisi itu menjadi semakin memprihatinkan lantaran sarjana pertanian bahkan tak banyak yang tertarik terjun ke lahan.
ADVERTISEMENT
"Pertanian menjadi sektor yang belum diutamakan setiap orang bahkan oleh sarjana pertanian. Sarjana pertanian itu, terutama di Bogor, bidang apa pun mereka lakukan kecuali satu bidang pertanian," ujar Said.
Kondisi ini, kata Said, bahkan sudah berlangsung sejak tahun 2003. Di mana jumlah pemuda yang terjun ke sektor pertanian hanya 12,2 persen.
Apabila dipetakan lebih spesifik lagi ke tanaman padi, hanya 9,5 persen yang berminat. Itu pun, dengan catatan hanya 0,8 persen dari mereka yang menyandang gelar sarjana.
"Padahal setiap tahun lulusan pertanian ribuan, tapi ini adalah anomali juga. Data LPPM IPB mengungkapkan, sarjana pertanian yang langsung terjun ke pertanian sangat sedikit, biasanya mereka muter dulu di sektor lain dan ketika mereka pede akan ke pertanian," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, untuk mendorong minat anak muda terjun ke pertanian, pemerintah perlu mengupayakan adanya peningkatan akses dan kepemilikan lahan hingga peningkatan sarana dan prasarana. Selain itu, juga harus ada kepastian penghasilan dengan kebijakan harga yang baik, peningkatan pengetahuan tentang dunia pertanian, dan pembenahan dunia pendidikan.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!