Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kunci Sri Mulyani Jadi Menkeu Terbaik Dunia: Teliti Kelola Utang
23 Januari 2019 21:49 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB

ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendapat gelar Menteri Keuangan Terbaik di Dunia di awal tahun ini versi majalah The Banker. Berkat kinerja di tahun lalu, perekonomian Indonesia memiliki daya tahan yang kuat bahkan dalam menghadapi bencana alam.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani secara terang-terangan juga menuturkan, pihaknya selalu berhati-hati dan selalu mengelola APBN secara baik, termasuk utang pemerintah.
Hal tersebut dia katakan saat menghadiri rapat kerja nasional (rakernas) Kementerian Agama. Sri Mulyani pun menuturkan, pihaknya selalu mengingat salah satu ayat suci yakni Al-Baqarah mengenai utang piutang.
Untuk diketahui, surat Al-Baqarah ayat 282-283 menjelaskan mengenai utang. Dalam ayat tersebut ditulis "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya".
"Mencatatlah utang secara teliti dan hati-hati. Saya lakukan itu. Kalau saya enggak lakukan itu saya enggak mungkin jadi Menteri Keuangan terbaik di dunia, enggak mungkin," ujar Sri Mulyani di Hotel ShangriLa, Jakarta, Rabu (23/1).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Sri Mulyani pun menuturkan penghargaan dari Dubai pun tak mungkin dia terima jika pihaknya tak teliti dalam mengelola utang.

Adapun pada Februari 2018, Sri Mulyani mendapat penghargaan Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Arab Emirates.
"Di Dubai juga, saya dapat penghargaan Menteri Terbaik di Dunia lagi. Enggak mungkin, kalau enggak saya lakukan itu. Kita kelola APBN secara hati-hati, mengenai utang," tambahnya.
Adapun total utang pemerintah pusat selama 2018 mencapai Rp 4.418,3 triliun. Angka itu meningkat 10,59 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama atau sepanjang 2017 yang sebesar Rp 3.995,2 triliun.
Beradasarkan data resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (23/1), total utang tersebut terdiri dari pinjaman sebesar Rp 805,62 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3.612,69 triliun.
ADVERTISEMENT
Dengan produk domestik bruto (PDB) selama tahun lalu sebesar Rp 14.735,85 triliun, maka rasio utang pemerintah sebesar 29,98 persen terhadap PDB.