Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kurang dari Sepekan, Transaksi Bisnis di ISEF 2024 Tembus Rp 1,85 T
3 November 2024 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 mencatat transaksi bisnis hingga Rp 1,85 triliun selama 5 hari, sejak 30 Oktober hingga 3 November 2025.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mencatat angka Rp 1,85 triliun tersebut berasal dari komitmen dan realisasi pembiayaan sebesar Rp 641 miliar serta komitmen dan transaksi perdagangan sebesar Rp 295 miliar.
Selain dua hal tersebut, komitmen kerja sama dan keuangan syariah mencatat sumbangsih tertinggi dengan angka Rp 1 triliun.
“Alhamdulillah telah sukses mencatat [transaksi] hampir Rp 2 triliun rupiah deals,” kata dalam penutupan ISEF 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (3/11).
Total pengunjung online dan offline tercatat sebanyak 1,4 juta user. Selain transaksi pembiayaan ISEF 2024 yang memiliki partisipan exhibitor sebanyak 5.143 peserta juga berhasil mencatat omzet sebesar Rp 115 miliar dari penjualan retail. Omzet ini merupakan omzet yang dihitung sejak pembukaan ISEF 2024 sampai Sabtu (2/11).
ADVERTISEMENT
“Nah selain deal tersebut penjualan retail dalam 4 hari kemarin alhamdulillah angka yang fantastis dengan sekitar 5 ribu exhibitor di luar, maka total omzet penjualan hanya 4 hari ini sampai malam kemarin sudah mencapai 115 miliar rupiah,” jelas Destry.
Destry bilang, pencapaian ini bisa tercapai karena kolaborasi dan sinergi dari semua pihak yang mewakafkan waktu, tenaga dan dana untuk membeli produk-produk ekonomi dan keuangan syariah.
Indonesia Bisa Tingkatkan Perekonomian dengan Sinergi sampai Digitalisasi
Selain itu, Ia juga menyinggung soal Indonesia yang saat ini merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia namun dalam indeks transaksi syariah masih berada di posisi ketiga. Hal inilah yang ke depan menjadi suatu tantangan bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan transaksi syariah .
ADVERTISEMENT
“Indonesia ini bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Kita penduduk, kita negara dengan penduduk, jumlah penduduk muslim mungkin terbesar di dunia. Tapi sayangnya kan kita masih dalam konteks syariah indeks kita masih nomor 3 Ini PR kita bersama,” kata Destry.
Untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah, Destry bilang kalau hal tersebut dapat dicapai dengan sinergi, inovasi, digitalisasi.
“Bagaimana kita bisa nantinya menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah. Nah oleh karena itu sekali lagi sinergi, inovasi, digitalisasi, serta compliance terhadap syariah Itu menjadi strategi penguatan ekosistem eksyar (ekonomi syariah) Indonesia,” tuturnya.