Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kurang Modal, AHY Ajak Investor Swasta Bantu Danai Proyek Tanggul Laut
28 November 2024 18:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY ) mengajak para investor swasta bantu mendanai proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Pantai Utara Jawa.
ADVERTISEMENT
AHY mengakui ada keterbatasan anggaran tanggul laut raksasa, sehingga dia mengajak perusahaan atau investor swasta ikut berkontribusi di proyek unggulan Presiden Prabowo Subianto ini.
Meski begitu, AHY enggan membeberkan dengan rinci progres pembahasan dan kebutuhan dana proyek tersebut. AHY masih berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Pemerintah Daerah setempat.
"Ini proyek jangka panjang yang membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, sehingga sekali lagi saya mengundang panggilan putra putri bangsa untuk bisa berinvestasi," katanya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/11).
AHY meminta kontribusi investor swasta untuk mengurangi ancaman banjir rob yang bisa menyebabkan penurunan permukaan tanah (land subsidence) di wilayah pesisir.
Sebab, lanjut dia, keterbatasan anggaran ini memaksa pemerintah harus menyusun skala prioritas. Proyek yang sejatinya akan dibangun membentang dari Banten hingga Jawa Timur ini akan difokuskan untuk wilayah Jakarta terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Memang fokus utama Jakarta dulu, tetapi juga sambil kita buat perencanaan jangka panjang, karena Pantura ini kan juga tidak hanya di Jakarta tapi sampai Cirebon, Jawa Tengah, bahkan Jawa Timur," jelas AHY.
"Tapi kita selalu dihadapkan oleh keterbatasan anggaran. baik APBN maupun sumber-sumber lainnya, nanti kita akan bangun ketertarikan itu dari berbagai potencial investor baik itu dari dalam maupun luar negeri," pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo berencana menggandeng investor China dalam pembangunan proyek tanggul laut raksasa sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura).
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo. Hashim mengaku sudah melakukan pendekatan dengan beberapa perusahaan dari Negeri Tirai Bambu itu.
"Saya sudah ke Beijing 2 kali, Hong Kong 2 kali, dan sebagian berminat. Di China kan properti bisnis lagi jenuh, maka mereka berminat (masuk ke proyek Tanggul Laut)," kata Hashim saat Diskusi Ekonomi Kadin Indonesia, Senin (7/10).
Hashim menyebutkan, gagasan proyek tanggul laut raksasa Prabowo ini akan mengusung skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan 20 persen saham dipegang pemerintah dan 80 persen adalah swasta.
ADVERTISEMENT
"Silakan pengembang yang berminat. Tapi saya dengar sudah ada pengembang besar yang berminat membiayai proyek besar ini, mungkin ada 10 km di pegang 1, 10 km di pegang yang lain," ujarnya.
Berdasarkan catatan kumparan, pada September 2024 lalu, Kementerian PUPR pernah menjajaki peluang kerja sama dengan Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) terkait pembangunan pemecah gelombang (breakwaters) dan berbagai macam struktur tanggul laut (sea dikes).
Pertemuan itu akan ditindaklanjuti dengan rencana kunjungan tim NHRI ke Indonesia dalam waktu dekat. NHRI akan mereview data dan kajian basic design yang sudah tersedia yang disusun oleh tim ahli Korea Selatan, Belanda, dan tim Kementerian PUPR.
Breakwaters tradisional biasanya terbuat dari batu pecah yang dihasilkan dari peledakan gunung, memerlukan waktu lama untuk dibangun dan rentan terhadap kerusakan akibat badai. NHRI mengembangkan inovasi baru berupa breakwaters berbentuk caisson, desain atas menyerupai angka delapan dan bagian bawah elips, yang akan ditanam dalam tanah cukup dalam.
ADVERTISEMENT
Inovasi ini sudah diterapkan di Provinsi Jiangsu, China, sepanjang 27 km. Inovasi baru ini lebih berat dan tahan terhadap gelombang, memungkinkan waktu konstruksi tiga kali lebih cepat dan penghematan biaya hingga 30 persen. Selain untuk pemecah gelombang, struktur ini juga dapat digunakan untuk revetment sungai dan sedang dikembangkan untuk kincir angin.