Kurangi Batu Bara, PLTU di Cilacap Pakai 100 Ton Limbah Kayu & Uang Kertas

13 Februari 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar. Foto: PLN Indonesia Power
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar. Foto: PLN Indonesia Power
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PLTU Adipala milik PT PLN Indonesia Power di Cilacap, Jawa Tengah, menggunakan 100 ton Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) dan kayu sebagai pengganti batu bara. Proses ini dinamakan cofiring.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN Indonesia Power terus kejar target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, salah satunya melalui program cofiring, termasuk di PLTU Adipala. Program ini dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan dengan minimum investasi dikarenakan menggunakan fasilitas yang sudah ada.
“PLN Indonesia Power terus lakukan manuver untuk mencapai target bauran EBT di tahun 2025. Selain terus menggali potensi EBT di Indonesia, kami juga jalankan program cofiring yang dijadikan sebagai salah satu green booster dalam program percepatan peningkatan energi terbarukan," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (13/1).
Saat ini PLTU Adipala terus menaikkan target tonase dan kWh green untuk cofiring hingga 5 persen. Maka dari itu diperlukan tambahan material bahan bakar dari berbagai jenis biomassa, salah satunya adalah pemanfaatan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) yang bekerja sama dengan Bank Indonesia Purwokerto di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bank Indonesia Tahun 2021, rata-rata LRUK yang dihasilkan adalah hampir 6 ribu ton per tahun. Nilai kalori LRUK cukup tinggi yaitu 3.901 kCal/kg (ar), jika dibandingkan dengan biomassa sawdust yaitu sekitar 2.500 kCal/kg (ar), sehingga dalam 1 tahun dapat dihasilkan energi sebesar 21.679.027,3 MCal atau 25.201,9 MWh.
Ekspansi fase II PLTU Cilacap. Foto: Antara/Idhad Zakaria
Sementara itu, Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengungkapkan dalam menerapkan cofiring PLTU Adipala telah melakukan inovasi dengan memanfaatkan berbagai sumber biomassa, mulai dari kayu hasil serbuk gergaji hingga LURK. Hal ini sejalan dengan program Pemerintah dalam menurunkan emisi.
"PLTU Adipala dalam kondisi yang sangat baik, satu hal yang memang saya apresiasi adalah program di mana program Pemerintah ini sudah dilaksanakan oleh PLN IP dengan baik termasuk PLTU adipala. Di mana saat ini PLTU Adipala sudah melakukan program cofiring, dengan menggunakan limbah limbah, baik dari gergajian kayu maupun limbah uang kertas, ini menarik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Wanhar, pemanfaatan LRUK merupakan terobosan terbaru dan pasokannya terjamin, sebab berdasarkan data Bank Indonesia, dalam satu tahun ada 6 ribu ton LURK.
"Cofiring dengan limbah uang kertas ini pertama kali saya denger, ini juga menarik sebagaimana yang kita ketahui uang akan selalu ada, ya walaupun sudah ada e-money. Kalau dari penjelasan BI ini cukup sustain, karena ada sekitar 6 ribu ton per tahun, mudah-mudahan akan menjadi alternatif biomassa yang akan memenuhi co-firing di PLTU Adipala," ungkapnya.

DPR Apresiasi

Petugas menunjukkan pelet bahan bakar nabati yang telah diolah dari sampah organik di Sekretariat Gerakan Ciliwung Bersih, Karet Bivak, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
PLTU Adipala pun mendapat perhatian dari Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM setelah beberapa waktu lalu mendapatkan Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas penggunaan limbah uang kertas terbanyak yaitu sebanyak 100 ton yang dijadikan untuk cofiring atau substitusi energi primer PLTU.
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto yang hadir bersama 2 Anggota Komisi VII lainnya Abdul Kadir Karding dan Rofik Hananto mengatakan, PLTU Adipala kini terus berinovasi untuk menjadi PLTU yang lebih hijau dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan Biomassa sebagai bahan bakarnya, sehingga emisi yang dihasilkan dapat terus ditekan di tengah kebutuhan energi khususnya listrik yang terus meningkat.
"Kita dorong terus dan kita upayakan PLTU Adipala ini dapat mencapai 100 persen cofiring biomassa seperti 4 PLTU lainnya yang telah mencapai 100 persen," kata Sugeng.
Sugeng memandang PLN Indonesia Power serius dalam menekan emisi pada PLTU Adipala, meskipun telah menggunakan teknologi super critical yang diyakini efisien dalam proses produksi listriknya namun PLN IP terus mencari terobosan yang salah satunya dengan menerapkan cofiring biomassa di PLTU Adipala.
ADVERTISEMENT
"Sekarang saya lihat upaya-upayanya sudah sungguh luar biasa di antaranya apa, di sini sudah super critical. Namun tidak hanya itu, cofiring biomassa juga diterapkan," tuturnya.
Abu sisa pembakaran batu bara atau Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLTU Adipala pun telah dimanfaatkan sebagai produk campuran bahan baku untuk keperluan pembangunan infrastruktur.