Kurangi Batu Bara, PLTU Indramayu Mulai Pakai Bahan Bakar Palet Kayu

20 Januari 2020 8:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
zoom-in-whitePerbesar
PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
ADVERTISEMENT
PLTU Indramayu, pembangkit berkapasitas 3x330 Megawatt (MW) yang berdiri di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kini juga sedang melakukan uji coba penggunaan palet kayu sebagai campuran batu bara untuk menghasilkan listrik.
ADVERTISEMENT
Pembangkit listrik yang dikelola oleh anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), ini setiap hari rata-rata membutuhkan 4.000 ton batu bara per unit, sehingga total jika 3 unit beroperasi kebutuhan mencapai 12.000 ton. Dengan pemanfaatan palet diharapkan dapat menurunkan penggunaan batu bara.
"Saat ini masih tahapan uji coba. Kemarin kami coba mencampurkan 5 persen palet dan hasilnya cukup memuaskan," General Manager UBJOM Indramayu, Ubaedi Susanto, dalam keterangan tertulis, Senin (20/1).
Palet kayu di PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
Penggunaan palet ini dapat menjadi energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Inovasi ini juga bisa mengurangi sampah dan emisi yang saat ini masih menjadi masalah di beberapa daerah.
Namun, Ubaedi menuturkan, penggunaan palet kayu ini masih belum dapat dioptimalkan karena pihaknya masih kesulitan mencari sumber pasokan. Selain itu, harga palet kayu masih tergolong tinggi, yakni Rp 1.300 per kilogram (kg). Sebagai pembanding, batu bara hanya Rp 800 per kg.
Uji coba penggunaan palet kayu di PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
Energi yang dihasilkan pembangkit ini mampu menyuplai listrik di wilayah Jawa dan Bali. Sejak 10 tahun lalu, PLTU Indramayu dikenal sebagai objek vital nasional, yang menyuplai energi listrik untuk Jawa dan Bali, utamanya kawasan Jawa Barat dan DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pembangkit listrik Indramayu sisi utara berbatasan langsung dengan pantai utara pulau Jawa. Di sisi lainnya, pembangkit ini dikelilingi oleh hijaunya persawahan.
Di tahun 2019, PLTU Indramayu berhasil memperoleh penghargaan Proper Hijau. Proper adalah program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sejak tahun 1995. Program ini dilakukan untuk mendorong perusahaan meningkatkan pengelolaan lingkungannya.
PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
Proper Hijau diberikan kepada perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan oleh KLH.
PLTU Indramayu memanfaatkan sisa hasil pembakaran batu bara berupa fly ash dan bottom ash untuk dikelola menjadi paving block.
"Produksinya memang belum terlalu besar, kami bisa produksi 500 paving setiap hari. Hasil dari paving block digunakan untuk kegiatan corporate social responsibility kepada warga sekitar pembangkit," ujar Ubaedi.
Uji coba penggunaan palet kayu di PLTU Indramayu. Foto: Dok. PLN
Selain itu, PT PJB juga terus mendukung pertanian di sekitar PLTU Indramayu dengan mendorong masyarakat untuk menggunakan pupuk organik melalui berbagai pelatihan dan pembinaan.
ADVERTISEMENT
"Sebelumnya masyarakat khawatir kalau pakai pupuk organik hasilnya berkurang, ternyata sama dengan menggunakan pupuk sintetis, padahal biaya operasional menggunakan pupuk organik lebih murah. Sekarang banyak masyarakat yang ikut tertarik," pungkas Ubaedi.