Kurangi Emisi Karbon, Jepang akan Ikut Kembangkan PLTP Muara Laboh

11 Januari 2025 16:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prabowo Subianto bersama Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berjabat tangan usai melaksanakan rapat bilateral di Istana kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prabowo Subianto bersama Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berjabat tangan usai melaksanakan rapat bilateral di Istana kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba menyampaikan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang. Di sektor energi, Ishiba mengatakan akan bekerja sama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh.
ADVERTISEMENT
“Sudah mengkonfirmasikan kerja sama di bidang dekarbonisasi dan energi serta bidang pertambangan mineral yang kritis seperti PLTP Muara Laboh di bawah Asia Zero Emission Community (AZEC) dan juga untuk hidrogen amonia, biofuel, dan sebagainya,” kata Ishiba saat berkunjung ke Indonesia, dikutip dari Laman YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (11/1).
Ishiba menegaskan Jepang akan mendorong kerja sama dengan Indonesia untuk menjaga keamanan energi juga dekarbonisasi, baik dari sisi pengelolaan sumber daya maupun infrastruktur.
“Kami ingin mendorong kerja sama di bidang sumber daya dan infrastruktur untuk menjaga jaminan keamanan energi dan dekarbonisasi melalui berbagai jalur,” terangnya.
Ilustrasi pemanfaatan energi panas bumi. Foto: Dok. Istimewa
Bantuan Jepang di proyek PLTP Muara Laboh sebelumnya diutarakan oleh Menko Bidang Perekonomian Airlangga. Hal ini merupakan salah satu hasil rapat AZEC Indonesia dan Japan Joint Task Force Steering Committee dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Saito Ken dan Ketua Dewan Direksi Japan Bank of International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda.
ADVERTISEMENT
"Indonesia adalah mempunyai shortlist terbesar yaitu 34 proyek. Proyek yang masuk dalam AZEC ini sebuah proyek yang dibidangi Indonesia dan Jepang," ungkap Airlangga usai forum di St Regis Jakarta, Rabu (21/8).
Pada pertemuan tingkat menteri, Airlangga menyampaikan hal-hal yang menjadi prinsip untuk mendorong transisi energi, menjaga keberlanjutan, dan mengembangkan beberapa pilot project. Salah satumya, proyek yang didukung yakni 15 proyek panas bumi (geothermal), seperti PLTP Sarulla dan Proyek panas bumi Muara Laboh.
PLTP Muara Laboh dioperasikan oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) yang merupakan perusahaan patungan antara PT Supreme Energy Sumatera, Sumitomo Corporation, dan INPEX Geothermal Ltd.,
Sebelumnya, SEML telah mengoperasikan Muara Laboh Unit-1 sebesar 86 MW di Provinsi Sumatera Barat yang sudah beroperasi sejak Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Supreme Energy, proyek PLTP Muara Laboh Unit 2 akan meningkatkan pasokan listrik Sumatera, dengan target Commercial Operation Date (COD) Unit 2 (80 MW) pada awal tahun 2027 dan Unit 3 (60 MW) pada tahun 2033.
Suasana pertemuan bilateral Jepang dan Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
Listrik yang dihasilkan nantinya akan disalurkan melalui jaringan listrik Sumatera milik PT PLN untuk meningkatkan bauran energi dari energi terbarukan menyediakan listrik bagi 760.000 rumah tangga.
Kapasitas tambahan dari proyek PLTP Muara Laboh ini akan mengurangi emisi sekitar 900.000 ton CO2/tahun.
Pada 23 Desember 2024, SEML menandatangani Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero) untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Unit 2 dan Unit 3 (140 MW), yang berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Dengan telah diterbitkannya persetujuan penyesuaian tarif dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta surat persetujuan dari Menteri Keuangan, maka Amandemen PJBL Muara Laboh Unit 2 dan 3 telah memenuhi syarat penandatanganan oleh PT PLN (Persero) dan SEML.