news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kurangi Impor, PT DI Gandeng PT YPTI Produksi Komponen Mesin Pesawat

12 Maret 2025 11:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PTDI dan PT YPTI di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (12/3). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PTDI dan PT YPTI di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (12/3). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Usaha Milik Negara industri pesawat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) menjalin kerja sama dengan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (PT YPTI) untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk permesinan hingga sparepart mesin.
ADVERTISEMENT
Selain itu kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan ekosistem industri manufaktur kedirgantaraan.
PTDI dan PT YPTI menandatangani Framework Agreement (FA) mencakup penyediaan dan revitalisasi mesin produksi PTDI, peningkatan daya saing produk permesinan, serta pelatihan terkait manajemen pemeliharaan permesinan.
Kesepakatan ini membuka peluang transfer teknologi dan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia di bidang dirgantara.
Melalui kerja sama ini, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza berharap PTDI bisa terus meningkatkan perannya untuk mendorong pengembangan ekosistem industri pesawat terbang.
Faisol menambahkan, baik peran sebagai lead integrator dalam manufaktur pesawat maupun PTDI sebagai tier-1 yang mampu menjadi enabler industri lainnya di dalam negeri untuk menjadi tier-2 dan 3 guna menyerap peluang pasar yang besar, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen.
ADVERTISEMENT
"Di tahun-tahun berikutnya kemitraan strategis antara PTDI dan PT YPTI dapat dikembangkan tidak terbatas pada revitalisasi, penyediaan komponen dan pemeliharaan saja, tapi juga bisa mengembangkan investasi untuk meningkatkan kapabilitas industri komponen pesawat terbang dalam negeri," ucap Faisol dalam acara Penandatanganan Kerja Sama PTDI dan PT YPTI di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (12/3).
Ilustrasi teknisi penerbangan yang tengah mengecek mesin pesawat. Foto: Copyright (c) 2019 Gorodenkoff/Shutterstock.
Menurut paparannya, kini tren permintaan komponen pesawat terbang menunjukkan pertumbuhan positif didorong oleh meningkatnya permintaan armada pesawat terbang, dan penggantian komponen untuk keperluan reparasi pesawat.
"Data McKinsey & Company menjelaskan bahwa pada tahun 2024, backlog pesanan pesawat dunia mencapai rekor tertingginya sekitar 15.700 pesawat," lanjutnya.
Meningkatnya permintaan komponen pesawat juga untuk mendukung pasar penerbangan di Indonesia yang terus berkembang. Wamenperin Faisol bilang berdasarkan studi International Air Transport Association (IATA) Indonesia diproyeksi bakal menjadi pasar penerbangan terbesar keempat di dunia pada tahun 2036.
ADVERTISEMENT
"Hal senada juga dijelaskan dalam studi International Civil Aviation Organization (ICAO) tahun 2023 bahwa jumlah penerbangan domestik dan penumpang akan meningkat menjadi 7,6 juta flight dan 690 juta penumpang di tahun 2045 atau mencapai lebih dari 3 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2024," ucap Faisol.
Maka dari itu, ia memandang industri dalam negeri memiliki potensi yang sangat besar untuk menangkap peluang peningkatan permintaan komponen pesawat terbang tersebut.