Laba Anak Usaha Astra Moncer, Terkerek Harga Batu Bara

5 Agustus 2022 18:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Astra International Foto: Dok. Astra Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Astra International Foto: Dok. Astra Indonesia
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga batu bara sejak awal tahun ikut mempertebal kas PT Astra International Tbk (ASII). Kinerja perusahaan moncer, tak hanya pada induk usaha, tapi juga anak usaha.
ADVERTISEMENT
Astra grup berhasil kantongi laba bersih senilai Rp 18,17 triliun per semester I 2022, naik 105,5 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 8,8 triliun. Kenaikan laba ini disebabkan pendapatan bersih Grup Astra mencapai Rp 143,69 triliun per Juni 2022. Pendapatan ini melonjak 33,79 persen, dari Rp 107,39 triliun di semester 1 2021.
Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti mengungkapkan harga komoditas memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap bisnis di Astra. Untuk bisnis yang dampaknya secara langsung dilakukan melalui unit PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).
"Kalau yang langsung tentunya bisnis bisnis kami yang berbasis komoditas seperti unit United Tractors dan Astra Agro Lestari ikut menikmati dari naiknya harga komoditas," ujar Tira dalam acara Workshop Wartawan Pasar Modal 2022, Jumat (5/8).
ADVERTISEMENT
UNTR berhasil meningkatkan laba bersih sekitar 129 persen atau setara dengan Rp 10,4 triliun. Sementara laba AALI naik 24,63 persen atau menjadi Rp 649,34 miliar pada semester I 2022.
PT Astra Agro Lestari Tbk. Foto: astra-agro.co.id
"Indonesia merupakan salah satu produsen batubara yang dikonsumsi di dunia dan tentunya ini menguntungkan posisi Indonesia dan juga pemain-pemain di sektor batubara. Sehingga, secara overall, bisnis UNTR mencatatkan laba bersih yang meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu," pungkas Tira.
Kendati demikian, dampak dari harga komoditas seperti halnya dua sisi mata uang. Ia menilai, apabila sedang berada dalam situasi baik, mungkin nanti bisa berada dalam situasi yang kurang menguntungkan bagi perseroan sendiri.
"InsyaAllah Indonesia masih baik kondisinya kerja pemerintah kita juga untuk menjaga ekonomi kita di tengah situasi global yang kenaikan interest rate di America. Kemudian situasi geopolitik juga mempengaruhi harga komoditas lama tahun 2022," kata Tira.
ADVERTISEMENT