Laba BCA Cetak Rekor, Tembus Rp 50,47 T per November 2024

24 Desember 2024 6:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung BCA.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Gedung BCA. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA meraup laba bersih (bank only) Rp 50,47 triliun per November 2024. Laba ini mencetak rekor karena melesat 14,31 persen secara tahunan (year on year/yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara laba operasional sebesar Rp 62,37 triliun atau naik 14,69 persen yoy. Laba jelang akhir tahun ini ditopang oleh pendapatan dan kinerja positif, terutama dari sisi pertumbuhan kredit tapi tetap menjaga pengendalian biaya kredit dan tingkat beban bunga.
Mengutip laporan keuangan BCA, Selasa (24/12), BCA menyalurkan kredit dan pembiayaan Rp 875,78 triliun atau melesat 15,47 persen yoy per November 2024. Pertumbuhan kredit ini mendongkrak aset yang juga naik 4,50 persen yoy menjadi Rp 1.415,40 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA juga membuat pendapatan bunga yang naik 7,95 persen yoy menjadi Rp 80,81 triliun. Sementara beban bunga berhasil ditahan -0,10 persen yoy menjadi Rp 10,65 triliun.
Dengan begitu, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) dari BCA naik 9,28 persen yoy menjadi Rp 70,15 triliun pada November 2024. Selain NII, BCA juga menghasilkan pendapatan dari komisi/provisi/dan fee senilai Rp 16,28 triliun atau meningkat 7,20 persen yoy.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) bergerak turun 15,42 persen yoy menjadi Rp 1,72 triliun. Total beban operasional lainnya bersih juga turun 20,71 persen yoy menjadi Rp 7,77 triliun.
Sementara dari sisi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), tercatat naik 3,48 persen yoy ke Rp 1.109,45 triliun. Secara rinci, DPK dari BBCA itu berasal dari giro senilai Rp 363,08 triliun meningkat 8,55 persen yoy, tabungan naik tipis 3,75 persen yoy menjadi Rp 551,76 triliun, dan deposito turun 5,45 persen (yoy) menjadi Rp 194,60 triliun.