Laba Bersih Adaro (ADRO) Rp 12,06 T pada Semester I 2024, Turun 10,87 Persen

28 Agustus 2024 8:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Adaro. Foto: Toto Santiko Budi/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Adaro. Foto: Toto Santiko Budi/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan laba bersih senilai USD 778,77 juta atau setara Rp 12,06 triliun sepanjang semester I 2024 (asumsi kurs Rp 15.495 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan ADRO, Laba bersih tersebut turun 10,87 persen yoy dibandingkan semester I 2023 senilai USD 873,83 juta. EBITDA operasional turun 11 persen yoy menjadi USD 1.234 juta dan laba inti turun 11 persen menjadi USD 911 juta pada semester I 2024 karena penurunan profitabilitas.
“Walaupun harus menghadapi kondisi harga yang sulit baik untuk batu bara termal maupun metalurgi, Grup Adaro mampu menunjukkan resiliensi kinerja keuangan berkat komitmen terhadap keunggulan operasional dan efisiensi,” ujar Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO, Garibaldi Thohir, dalam keterangan resmi, Rabu (28/8).
Resiliensi tersebut merupakan cerminan dedikasi kolektif. Pria yang akrab disapa Boy Thohir itu memastikan Adaro Energy tetap berfokus pada eksekusi proyek dalam upaya untuk mengkonversikan visi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
“Kami pun mempertahankan komitmen untuk memberikan pengembalian bagi para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen tunai serta program pembelian kembali saham perusahaan,” kata Boy Thohir.
Pemegang Saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) Boy Thohir di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/4/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADRO mencatat pendapatan sebesar USD 2,97 miliar pada semester I 2024, atau turun 15 persen dari semester I 2023. Volume produksi dan penjualan naik 7 persen hingga masing-masing mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton, yang diofset oleh koreksi harga batu bara, dengan harga jual rata-rata (ASP) turun 19 persen.
Seiring penurunan ASP, royalti kepada pemerintah turun 30 persen menjadi USD 599 juta dari USD 853 juta. Beban pokok pendapatan turun 13 persen yoy menjadi USD 1.765 miliar, terutama karena penurunan beban royalti untuk PT Adaro Indonesia dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya karena penurunan ASP.
ADVERTISEMENT
Belanja modal pada semester I 2024 naik 46 persen menjadi USD 394 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pengeluaran belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur.
Perusahaan melaporkan arus kas keluar bersih yang digunakan pada aktivitas investasi sebesar USD 400 juta, atau naik 59 persen dari semester I 2023, terutama karena kenaikan 47 persen pada pembelian aset tetap menjadi USD 385 juta, karena perusahaan terus mengeksekusi rencana investasi.