Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 209 miliar sepanjang tahun 2019. Jumlah itu menurun sebesar 92,5 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp 2,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan penurunan laba karena perseroan menerapkan PSAK 71. Dalam PSAK tersebut, bank harus memiliki cadangan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang memadai dengan coverage harus di atas 100 persen di awal 2020.
"Laba bersih sebesar Rp 209 miliar yang dialokasikan untuk dividen sebesar 10 persen dari laba bersih total atau senilai Rp 20,92 miliar," ujar Pahala usai rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2019 di Menara BTN, Jakarta, Kamis (12/3).
"Kita jadwal pembagian dividen bayarnya 15 April. Cuma dividen pasar reguler 23 Maret," ia menambahkan.
Dalam paparannya kepada pemegang saham, pihaknya optimistis bisnis Perseroan pada tahun 2020 on the track dengan capaian laba hingga Rp 3 triliun. Adapun RUPST membahas 7 mata acara dan semuanya mendapat persetujuan dari para pemegang saham.
ADVERTISEMENT
“Landasan kerja kami pada tahun 2020 adalah menetapkan arah kebijakan perseroan yaitu fokus pada perbaikan kualitas bisnis,” kata dia.
Untuk memperbaiki kualitas bisnis, Perseroan bakal menerapkan strategi khususnya dalam penerapan Pedoman Standard Akuntansi 71 (PSAK 71) dengan meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), sehingga Perseroan memiliki pencadangan yang lebih kuat dalam mengantisipasi potensi kerugian atas aset keuangan yang dimiliki.
Ia mengklaim, berkat upaya itu per Februari 2020, coverage ratio Bank BTN mencapai lebih dari 100 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 43,42 persen.
“Adanya PSAK 71 juga akan mendorong perseroan untuk lebih prudent dalam pemberian kredit, sehingga kualitas kredit akan menjadi lebih baik,” kata Pahala menegaskan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian dividen per lembar saham BTN sebesar Rp 1,98 sementara laba per saham sebesar Rp 19,76. Sementara dari jumlah laba yang dialokasikan untuk dividen, yang akan disetor ke pemegang saham mayoritas atau Pemerintah adalah sebesar Rp 12,55 miliar.
Sementara 90 persen dari sisa laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan. Pada tahun 2020, Perseroan menetapkan beberapa target kinerja, yaitu aset ditargetkan meningkat 6-8 persen, sementara kredit dan pembiayaan tetap tumbuh sebesar 8-10 persen dengan penopang utama adalah kredit pemilikan rumah atau KPR.
Menurutnya, permintaan rumah masih cukup tinggi, dan hal ini didukung pemerintah yang akan menambah subsidi ke sektor perumahan dalam bentuk Subsidi Selisih Bunga atau SSB.
ADVERTISEMENT
"Bank BTN juga akan mengoptimalkan KPR Non subsidi khususnya segmen milenial dan urban dan mengembangkan personal loan dengan penjualan produk secara bundling antara kredit dan tabungan seperti contohnya BTN Solusi yang baru kami rilis,” kata Pahala.
Pahala menyambut baik inisiatif Pemerintah dalam memberikan stimulus khususnya pada sektor perumahan di tengah perlambatan ekonomi nasional yang terdampak virus Covid-19 di Indonesia.
“Ini merupakan dukungan positif Pemerintah terhadap sektor perumahan yang berdampak pada 172 industri terkait pembangunan perumahan, semoga ini menjadi angin segar bagi industri pembiayaan perumahan sekaligus mendorong semangat para pelaku industri properti untuk membangun rumah dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah,” tegas Pahala.
Pemasaran produk bundling membuat Bank dengan kode saham BBTN menargetkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13-15 persen didorong kenaikan porsi dana murah dari giro dan tabungan. Sedangkan rasio kredit bermasalah, atau Non Performing Loan ditargetkan membaik di kisaran 3,5 persen dengan memperbaiki proses inisiasi kredit dan collection management system dan optimalisasi situs lelang rumah yaitu www.rumahmurahbtn.co.id.
ADVERTISEMENT
“Meskipun laba tahun lalu turun tajam, tahun ini kami optimistis laba Bank Tabungan bisa menembus Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun dengan menurunkan cost of fund atau biaya dana menjadi 5,27 persen dan mendorong fee based income tumbuh di atas 17 persen dibandingkan tahun lalu, kita juga akan mengupayakan penurunan biaya umum dan sebagainya,” kata Pahala.