Laba DEWA Naik 44 Persen di Kuartal III 2019, Capai Rp 16 Miliar

6 November 2019 11:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang batu bara Foto: Sigid Kurniawan/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang batu bara Foto: Sigid Kurniawan/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan tambang milik Grup Bakrie, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) membukukan laba USD 1,19 juta atau sekitar Rp 16,66 miliar (kurs Rp 14.000) pada periode Januari hingga September 2019. Jumlah tersebut melonjak 44,32 persen dibandingkan USD 826.192 atau sekitar Rp 11,566 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kenaikan keuntungan DEWA ini merupakan hasil dari upaya Perseroan meningkatkan volume produksi serta produktivitas dan efisiensi biaya.
“Perseroan mampu meningkatkan kinerja keuangannya karena secara konsisten fokus pada peningkatan volume produksi, peningkatan produktivitas, dan efisiensi biaya,” ujar Corporate Secretary DEWA Mukson Arif Rosyidi dalam keterangannya dikutip kumparan, Rabu (6/11).
Pekerja mengawasi bongkar muat batu bara ke dalam truk. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Upaya perbaikan kinerja DEWA pun terlihat pada laba bruto (gross profit) yang melonjak 162,15 persen dari USD 6,6 juta di kuartal III 2018 menjadi USD 17,31 juta di kuartal III 2019.
DEWA mengalami pertumbuhan kinerja operasional, seiring dengan peningkatan kapasitas produksi yang berjalan sesuai rencana.
Hingga kuartal III 2019, coal delivery perseroan mencapai 11,44 juta ton. Angka ini bertumbuh 22,08 persen dari 9,37 juta ton di periode yang sama tahun lalu. Serupa dengan peningkatan coal delivery, produksi overburden pun naik 9,13 persen dari 75,77 juta bcm ke posisi 82,7 juta bcm. Sementara, rasio pengupasan (stripping ratio) pada tiga tambang batu bara yang digarap Perseroan berkisar antara 5,59 dan 8,46.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan produksi membuat pendapatan DEWA naik 25,97 persen dari USD 188,86 juta menjadi USD 237,92 juta. Saat ini, mayoritas pendapatan perseroan masih dikontribusi dari jasa kontraktor batu bara.
Tambang batu bara Bengalon di Provinsi Kalimantan Timur yang dimiliki PT Kaltim Prima Coal memberikan pendapatan USD 165,09 juta. Kemudian, pendapatan dari tambang batu bara Asam Asam di Provinsi Kalimantan Selatan milik PT Arutmin Indonesia tercatat USD 60,84 juta. Terakhir, tambang batu bara Satui di Provinsi Kalimantan Selatan yang dikelola klien Perseroan lainnya, PT Cakrawala Langit Sejahtera, menyumbang pendapatan USD 10,22 juta.
Operator mengoperasikan alat berat bekerja di terminal batubara Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Rabu (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Bisnis DEWA di mineral turut berkontribusi terhadap pendapatan pada kuartal ketiga tahun ini. Sampai September 2019, pendapatan dari PT Dairi Prima Mineral dan PT Citra Palu Minerals mencapai USD 1,76 juta. Proyek jasa kontraktor non-batu bara ini diharapkan akan menjadi pintu masuk Perseroan untuk meningkatkan pendapatan Perseroan di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Saat ini, DEWA pun tengah melakukan pembicaraan dengan calon klien terkait dengan rencana pertambangan mineral di beberapa lokasi yang akan dikerjakan.
Ke depannya, DEWA berharap bisnis non-batu bara akan berkontribusi lebih besar terhadap pendapatan perseroan.
Tak hanya membukukan perbaikan kinerja keuangan, aset yang dimiliki Perseroan pun mengalami peningkatan. Pada kuartal III 2019, aset DEWA tercatat USD 517,41 juta, atau tumbuh 24,64 persen dari USD 415,09 juta di akhir tahun lalu.
Gerbong kereta penuh membawa batu bara Foto: China Daily via REUTERS
Jumlah aset lancar naik hampir 95 persen ke posisi USD 211,75 juta, seiring pertambahan jumlah kas dan setara kas setelah cairnya pinjaman perbankan yang diperoleh Perseroan di kuartal III 2019. Di sisi lain, aset tidak lancar Perseroan turun menjadi USD 305,65 juta.
ADVERTISEMENT
“Pencairan pinjaman perbankan berdampak positif terhadap kinerja keuangan karena mampu mendorong peningkatan produksi Perseroan,” ujar Mukson.
Sejak awal tahun hingga akhir September, DEWA telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD 23,67 juta. Sebagian besar dana capex tersebut dialokasikan untuk pembelian mesin dan peralatan di proyek batu bara Perseroan.