Laba Intiland Melesat 178% Jadi Rp 112 Miliar dalam 3 Bulan

19 Mei 2018 19:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek Intiland. (Foto: Facebook Intiland Development Tbk)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek Intiland. (Foto: Facebook Intiland Development Tbk)
ADVERTISEMENT
Emiten properti, PT Intiland Development Tbk (DILD) mencatat kenaikan laba bersih sebesar 178% menjadi Rp 112 miliar di kuartal I 2018 dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Di tiga bulan pertama ini, kami berhasil membukukan laba bersih Rp 112,8 miliar, atau meningkat 178% dibandingkan periode sama pada tahun lalu. Lonjakan ini terutama karena meningkatnya kontribusi pendapatan di semua segmen pengembangan, kecuali dari kawasan industri yang belum memberikan kontribusi di awal tahun in," ujar Direktur Pengelola Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (19/8).
Mengutip laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada BEI, peningkatan laba bersih perusahaan ditopang oleh meningkatnya penjualan usaha sebesar 78% menjadi Rp 709,2 miliar dibanding pada periode sama tahun sebelumnya Rp 398,7 miliar.
"Awal tahun ini menjadi momentum yang baik bagi pertumbuhan sektor properti. Meskipun konsumen dan pasar masih cenderung mengambil sikap wait and see, tapi kami yakin tahun ini kondisinya akan membaik. Kebutuhan pasar terhadap produk properti yang bagus akan tetap ada, baik untuk tujuan investasi maupun yang digunakan sendiri," ungkap Archied.
ADVERTISEMENT
Ditinjau berdasarkan segmen pengembangannya, kawasan perumahan menjadi kontributor pendapatan usaha terbesar pada triwulan pertama 2018 yang mencapai Rp 373,3 miliar atau sebesar 53% dari keseluruhan pencapaian ini, melonjak 672% dibandingkan perolehan periode yang sama pada tahun 2017 yang mencapai Rp 48,3 miliar.
PT Intiland Development Tbk. (Foto: Dok. Intiland)
zoom-in-whitePerbesar
PT Intiland Development Tbk. (Foto: Dok. Intiland)
Kontribusi terbesar berikutnya berasal dari segmen pengembangan mixed use and high rise yang tercatat mencapai Rp 197,4 miliar atau 28% dari keseluruhan. Jumlah tersebut meningkat Rp 38,8 miliar atau 24% dari pencapaian kuartal I tahun lalu yang tercatat mencapai Rp 100,7 miliar, kontribusi dari segmen ini mengalami peningkatan sebesar 37,6%.
Meningkat kontribusi recurring income, menurut Archied, terutama disebabkan naiknya pendapatan usaha dari perkantoran sewa, kawasan industri serta pengelolaan sarana dan prasarana. Pendapatan usaha dari pengelolaan sarana dan prasarana tercatat mencapai Rp 71,3 miliar, atau naik 64% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017.
ADVERTISEMENT
"Kinerja penjualan Intiland di triwulan pertama tahun ini cukup bagus dengan membukukan marketing sales Rp 966 miliar. Namun hasil penjualan tersebut, khususnya dari segmen mixed use and high rise belum bisa dibukukan sebagai pendapatan usaha, karena menunggu progres pembangunan," kata Archied.
Sepanjang kuartal I 2018, perseroan juga berhasil mempertahankan kinerja profitabilitas dengan baik. Perseroan mencatatkan perolehan laba kotor sebesar Rp 283,5 miliar dan laba usaha mencapai Rp 137,8 miliar. Jumlah tersebut meningkat masing-masing sebesar 65% dan 166% dibandingkan perolehan kuartal I 2017.
Mempertimbangkan hasil pencapaian di awal tahun ini, perseroan tetap optimistis pasar properti nasional akan tetap tumbuh. Manajemen perseroan masih akan mempertahankan sejumlah strategi dengan investor. Strategi ini proyek properti yang telah berjalan.
ADVERTISEMENT
"Setiap melakukan investasi untuk pengembangan proyek baru, kami tetap melakukan secara hati-hati dengan tetap melihat dinamika arah dan kondisi pasar. Pelaku industri properti perlu membangun keyakinan secara kolektif, sehingga bisa menciptakan iklim investasi yang kondusif," katanya.
Perseroan optimistis kondisi pasar properti nasional akan bergerak membaik di tahun 2018. Stabilitas iklim investasi dan masih tinggi tingkat kebutuhan pasar menjadi salah satu indikator penting prospek industri properti nasional.