Laba Produsen-produsen Minyak Goreng Melonjak, Siapa Paling Cuan?

21 Maret 2022 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pegawai melintas di antara rak penyimpanan kardus yang berisikan minyak goreng merk Bimoli yang akan didistribusikan dari gudang PT Salim Ivomas Pratama di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/3/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pegawai melintas di antara rak penyimpanan kardus yang berisikan minyak goreng merk Bimoli yang akan didistribusikan dari gudang PT Salim Ivomas Pratama di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/3/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Laba perusahaan-perusahaan produsen minyak goreng meningkat di 2021. Hal ini diketahui dari laporan keuangan 4 produsen minyak goreng yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
ADVERTISEMENT
Pertama ada Salim Group, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang memproduksi minyak goreng merek Bimoli. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, SIMP mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar Rp 19,65 triliun di 2021 atau naik 35,85 persen dari 2020.
Sementara dari laba SIMP melonjak fantastis hingga 320 persen di 2021 menjadi Rp 984,41 miliar dari Rp 234,28 miliar di 2020.
Kedua, ada Grup Sinarmas, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), produsen minyak goreng merek Filma dan Kunci Mas.
Warga membeli minyak goreng saat digelarnya pasar minyak goreng murah di Kantor Kelurahan Jemur Wonosari, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/1/2022). Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
SMAR mencatatkan kenaikan penjualan sebesar Rp 57 triliun di 2021 atau naik 41 persen dibanding 2020. Di mana pada 2020, penjualan bersih SMAR sebesar Rp 40,43 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan penjualan ini sejalan dengan laba bersih SMAR. Tercatat di 2021, perusahaan yang masuk dalam Sinarmas Grup ini mencetak kenaikan laba hingga 84 persen menjadi Rp 2,82 triliun.
ADVERTISEMENT
Ketiga, ada Grup Wilmar yang memproduksi minyak goreng merek Sania, PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA). Sayangnya, CEKA belum melaporkan laporan keuangan di 2021.
Namun perusahaan milik konglomerat Martua Sitorus ini menargetkan bisa meningkatkan penjualan dan profit 5-10 persen di 2021.
Warga membeli minyak goreng kemasan di salah satu pusat perbelanjaan di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (19/1/2022). Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
Terakhir ada Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), produsen minyak goreng merek Cap Sendok. Sepanjang 2021, AALI mencatatkan kenaikan pendapatan 29,29 persen menjadi Rp 24,32 triliun.
Tak hanya itu, laba AALI juga melonjak 136,63 persen di tahun lalu menjadi Rp 1,97 triliun. Sementara di 2020, laba AALI sebesar Rp 833,09 miliar.