Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Laba Vale Indonesia (INCO) Rp 607 Miliar per Semester I 2024, Anjlok 82 Persen
29 Juli 2024 21:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Laba bersih perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan nikel , PT Vale Indonesia Tbk (INCO), merosot tajam sepanjang semester I 2024.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Senin (29/7), INCO mengantongi laba bersih USD 37,28 juta atau setara Rp 607,2 miliar (kurs Rp 16.286 per USD). Angka ini anjlok 82,06 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD 207,80 juta atau Rp 3,38 triliun.
Merosotnya laba bersih ini seiring dengan penurunan pendapatan INCO. Pada semester I 2024, perusahaan meraup pendapatan USD 478,75 juta (setara Rp 7,79 triliun), anjlok 27,34 persen dibandingkan pendapatan semester I 2023 senilai USD 658,96 juta (setara Rp 10,73 triliun).
Meski mengalami penurunan laba bersih dan pendapatan, volume produksi bijih nikel sepanjang semester I 2024 naik menjadi 34.774 metrik ton dibanding periode sama pada tahun sebelumnya 33.691 metrik ton. Sejalan dengan kenaikan produksi, penjualan nikel matte juga naik menjadi 35.680 per akhir Juni 2024 dibandingkan tahun sebelumnya 33.221 ton.
ADVERTISEMENT
Harga realisasi rata-rata bijih nikel turut menjadi beban perseroan karena mengalami penurunan sepanjang semester I 2024 sekitar USD 13.416 per ton, dibanding periode sama pada tahun sebelumnya USD 19.836 per ton.
“Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” tulis CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy melalui keterangan tertulis, Senin (29/7).
Febriany optimistis perusahaan akan terus meningkatkan produksi dan efisiensi biaya pada paruh semester kedua. Pihaknya telah menyusun strategi bisnis untuk mengintegrasikan operasional usaha.
"Memasuki semester kedua tahun ini, kami akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya. Untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat," katanya.
ADVERTISEMENT