Laba WIKA di Kuartal I 2018 Rp 171,2 Miliar, Turun 30%

2 Mei 2018 11:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antonius N.S Kosasih, Direktur Keuangan WIKA (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Antonius N.S Kosasih, Direktur Keuangan WIKA (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
ADVERTISEMENT
Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor konstruksi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), mencatatkan laba bersih Rp 171,22 miliar pada kuartal I 2018. Raihan tersebut turun 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 242,08 miliar.
ADVERTISEMENT
Terkait pencapaian laba perseroan, Direktur Keuangan WIKA Antonius NS. Kosasih menjelaskan, di awal 2018 ini pihaknya banyak melakukan investasi di jalan tol dan kawasan Transit Oriented Development (TOD). Di area TOD, WIKA membangun sejumlah properti yang terhubung dengan infrastruktur transportasi publik. Hal itu yang menurut Kosasih, mengesankan margin WIKA menurun.
"Ada beberapa investasi WIKA di beberapa jalan tol dan infrastruktur transportasi publik lainnya serta di beberapa kawasan TOD yang membuat margin WIKA seakan turun,” jelasnya melalui pernyataan tertulis yang diterima kumparan (kumparan.com), Rabu (2/5).
Selain itu, lanjutnya, ada pula investasi jalan tol yang sudah selesai seperti jalan tol Soreang-Pasir Koja yang sudah diresmikan Presiden. “Saat ini telah dioperasikan oleh WIKA, tapi kan belum melampaui payback period," tambah Kosasih.
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan, WIKA dalam posisi keuangan yang sangat sehat dan kondisi permodalan yang sangat kuat. Sehingga perseroan optimistis, pada 2018 ini akan bisa melampaui banyak rekor kinerja yang telah dicapai sebelumnya.
Tol Soroja (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)
zoom-in-whitePerbesar
Tol Soroja (Foto: ANTARA/Novrian Arbi)
Tren positif yang dialami perusahaan, tercermin dalam raihan perseroan pada kuartal I 2018. Berdasarkan laporan keuangan, WIKA berhasil mencatatkan penjualan mencapai Rp 6,26 triliun.
Kas dan setara kas yang dimiliki perseroan mencapai Rp 10,25 triliun atau meningkat 28,10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Total utang berbunga (interest bearing debt) perseroan tercatat sebesar Rp 12,25 triliun dan ekuitas sebesar Rp 14,73 triliun. Dengan angka itu, rasio utang berbunga terhadap ekuitas dan net gearing ratio masing-masing hanya sebesar 0,83 kali dan 0,14 kali.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama WIKA Tumiyana yakin, performa WIKA akan semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan bertumbuhnya raihan kontrak baru Perseroan hingga pekan ketiga April 2018.
Capaian terbesar datang dari sektor infrastruktur dan gedung dengan raihan kontrak Rp 8,18 triliun, disusul sektor industri Rp 2,07 triliun. Sementara itu, raihan kontrak dari sektor energi dan industrial plant menyumbang Rp 814,40 miliar dan sektor properti sebesar Rp 207,77 miliar.
"Raihan kontrak baru hingga pekan III April 2018 mencapai Rp 11,27 triliun atau hampir 20% dari target kontrak baru perseroan 2018. Kami yakin ini akan meningkat lebih cepat di kuartal-kuartal berikutnya," demikian Tumiyana menjelaskan.
WIKA juga tengah menggarap sejumlah proyek di luar negeri. Seperti di Afrika termasuk Aljazair dengan proyek pembangunan 4.000 unit lodgement. Sementara itu, penjajakan juga dilakukan untuk pembangunan Smelter Timah di Nigeria, dan beberapa proyek lain di Namibia, Lesotho, Djibouti, Zambia, Kamerun, Afrika Selatan, Benin, dan Togo.
ADVERTISEMENT