Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ladang Gas Terbesar Ketiga RI Diperebutkan Pertamina dan COPI
19 September 2018 18:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Kontrak ConocoPhilips (COPI) di Blok Corridor akan habis pada 2023. Dua perusahaan migas, yakni COPI dan Pertamina , tengah bersaing memperebutkan ladang gas dengan produksi terbesar ketiga di Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengungkapkan, COPI sebagai kontraktor eksisting akan menyerahkan proposal untuk Blok Corridor pada Rabu (26/9) pekan depan.
“Tadi sudah bicara dengan Pak Wamen (Arcandra Tahar), ConocoPhillips kira-kira Rabu mau masukin proposal,” kata dia saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (19/9).
Saat ini, COPI memiliki hak kelola 54 persen dan menjadi operator Blok Corridor. Selain itu, Pertamina memiliki hak kelola sebesar 10 persen dan Repsol Energy 36 persen.
Tapi, rencananya perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS) ini hanya akan menggandeng Repsol saat mengajukan perpanjangan kontrak mengelola blok gas ini.
Pertamina sendiri sudah lebih dulu menyerahkan proposal ke Kementerian ESDM. Djoko bilang, Pertamina menyerahkan proposal beberapa hari lalu. Pertamina ingin mengelola Blok Corridor sendiri, tidak bersama COPI dan Repsol.
Pemerintah sendiri akan memilih pemenang tender berdasarkan penawaran yang paling menguntungkan pemerintah. Blok ini akan menggunakan skema Production Sharing Contract (PSC) Gross Split.
ADVERTISEMENT
“Pertamina enggak mau bareng-bareng. ConocoPhillips sama Repsol mau gabung. Tergantung mana proposalnya yang lebih bagus. Pakai gross split, kalau enggak mau ya sudah,” tuturnya.
Per Semester I 2018, produksi gas Blok Corridor mencapai 841 MMSCFD, hanya kalah dari Blok Mahakam (916 MMSCFD) dan Tangguh (1.049 MMSCFD).