Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Lampaui Target, Penjualan Listrik PLN Naik 6,17 Persen Sepanjang 2022
8 Februari 2023 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menuturkan penjualan listrik di tahun 2022 awalnya diprediksi hanya tumbuh 4,5 persen, ternyata bisa tumbuh di atas perkiraan meski di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Ternyata bisa tumbuh 6,17 persen. Begitu pula dengan pendapatan kami juga tumbuh secara sehat," ujar Darmawan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Rabu (8/2).
Sementara itu, penyambungan pelanggan baru PLN juga berhasil tumbuh sekitar 3 juta tambahan pelanggan baru. Meskipun begitu, Darmawan belum bisa membeberlkan laporan keuangan secara utuh karena belum diaudit.
"Kami bisa menyampaikan bahwa kondisi aktiva sudah pulih sebelum COVID-19, ini menggambarkan pengeluaran variable cost PLN bisa dikendalikan, walaupun pertumbuhan demand sudah sehat tetapi cost masih jauh di bawah sebelum COVID-19," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan, banyak sekali perusahaan ketenagalistrikan di dunia yang bertumbangan, terutama disebabkan fluktuasi harga komoditas, kurs dolar yang semakin menguat, dan tekanan cuaca.
"Kita melihat kondisi cuaca hari ini juga tidak baik dibanding cuaca tahun 2021 tapi krisis energi primer di 2021 berhasil kami selesaikan dengan baik di tengah fluktuasi harga komoditas dunia, kami bisa melakukan pengelolaan risiko yang lebih baik lagi," tutur Darmawan.
Berdasarkan data PLN, perseroan mencatat penjualan terbaik pada tahun 2022 sebesar 270,82 terawatt hour (TWh) dengan total 85,28 juta pelanggan. Perolehan ini meningkat sebesar 15,75 TWh atau 6,17 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 255,07 TWh.
Secara regional, penjualan listrik PLN selama tahun 2022 di seluruh wilayah mengalami peningkatan. Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) menjadi paling pesat pertumbuhannya, dengan 9,34 persen atau 20,34 TWh. Hal ini menjadi sinyal pertumbuhan industri di wilayah timur Indonesia mulai bergeliat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, wilayah Sumatera dan Kalimantan tumbuh sebesar 6,43 persen atau 56,05 TWh dan regional Jawa, Madura dan Bali sebesar 5,78 persen atau 194,42 TWh.
Secara sektoral dan berurutan pada 2022, penjualan tenaga listrik pada tarif rumah tangga menyumbang 42,53 persen, tarif industri menyumbang 32,35 persen, bisnis 17,49 persen, tarif sosial menyumbang 3,69 persen, tarif publik menyumbang 3,15 persen dan layanan multiguna, traksi serta curah menyumbang 0,79 persen.