Lampu Tenaga Surya yang Dibagikan ESDM Bisa Menyala Maksimal 60 Jam

18 November 2017 15:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ESDM inspeksi LTSHE di Desa Sori Tatanga NTB  (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
ESDM inspeksi LTSHE di Desa Sori Tatanga NTB (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini membagian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di Desa Sori Tatanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (17/11) malam. Desa Sori Tatanga adalah salah satu desa terpencil di Kabupaten Dompu.
ADVERTISEMENT
Adapun rinciannya, yaitu sebanyak 70 unit LTSHE ke Dusun Bukit Sari, dan 40 unit ke Mada Oi Kaleli. LTSHE yang dibagikan oleh Kementerian ESDM sendiri dapat menyala maksimal hingga 60 jam bila LTSHE tersebut diset menyala dengan energi listrik yang digunakan hanya 10%. Namun jika sesuai aturan dari Kementerian ESDM, LTSHE bisa menyala sehari minimal 10 jam.
Staf Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Marganda mengatakan, pengaturan nyala LTSHE yang diatur pihaknya bervariasi supaya penggunaan daya lampu dapat efektif dan efisien.
Pemasangan LTSHE di Desa Sori Tatanga (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan LTSHE di Desa Sori Tatanga (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Dia merinci pada pukul 18.00-21.00 waktu setempat, daya lampu dimaksimalkan 100%. Sementara pada pukul 21.00-00.00, daya lampu menurun secara otomatis menjadi 50%. Sedang empat jam berikutnya, nyala lampu menjadi hanya 10%.
ADVERTISEMENT
“Tapi pengguna bisa mengubah settingan itu melalui remote pengatur,” jelas Marganda kepada kumparan (kumparan.com) di Dusun Bukit Sari, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (18/11).
Ketika daya listrik LTSHE digunakan 100% tanpa henti, lampu itu hanya bisa bertahan selama 6 jam. Sedang jika daya digunakan 50% terus menerus, LTSHE dapat bertahan hingga 12 jam. Sementara, jika daya yang digunakan hanya 10%, LTSHE bisa bertahan hingga 60 jam.
Marganda pun mengungkapkan cara kerja LTSHE ini yakni daya lampu yang hidup berasal dari energi matahari yang ditangkap menggunakan modul surya. Setelahnya energi matahari itu dikonversi menggunakan alat konverter menjadi listrik.
“Pada kabel yang ada di rumah-rumah untuk menggantung LTSHE, itu berfungsi sebagai alat charge. Ketika tercharge, nanti di lampu itu akan ada indikatornya,” papar dia.
ADVERTISEMENT