Lapangan West Belut Medco di Natuna Mulai Produksi Gas 55 MMSCFD

11 September 2024 16:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Lapangan West Belut Medco E&P di Energy Building, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Lapangan West Belut Medco E&P di Energy Building, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Lapangan West Belut di blok migas Blok B South Natuna Sea, Kepulauan Riau, mulai berproduksi gas (first gas), Rabu (11/9), pukul 08:00 WIB. Lapangan ini dioperasikan Medco E&P Natuna Ltd.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Medco E&P, Ronald Gunawan, mengatakan gas mulai mengalir usai Fasilitas Central Processing Plant (CPP) dibangun selama kurang lebih 21 bulan atau kurang dari dua tahun.
Lingkup kerja Proyek West Belut meliputi pembangunan platform kepala sumur dan pipa bawah laut berdiameter 12 inci sepanjang 12 km yang menghubungkan platform West Belut dengan pipa South Belut yang sudah ada. Selain itu, proyek ini juga mencakup modifikasi CPP di North Belut.
"Jadi Januari 2022 kita decide (putuskan) untuk development (fasilitas produksi), di September 2024 ini sudah first fas. Kurang dari 2 tahun berkat dukungan SKK Migas," katanya dalam peresmian di Gedung Medco, Energy Building, Jakarta, Rabu (11/9).
Produksi gas di lapangan ini berasal dari tiga sumur. Satu sumur yang tadi pagi berproduksi sebanyak 15,6 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Sedangkan untuk keseluruhan sumur, total kapasitas produksinya mencapai 55 MMSCFD.
ADVERTISEMENT
Ronald mengatakan lapangan ini mulanya tidak ekonomis karena cadangan gas yang ditemukan belum banyak saat dipegang ConocoPhilips. Tapi setelah diambil alih Medco E&P, cadangan bisa naik. Seluruh gas diekspor.
"Semula merupakan proyek yang dianggap tidak ekonomis oleh kontraktor terdahulu, ConocoPhillips. Namun setelah diambil alih Medco dilakukan evaluasi lebih mendalam sehingga ditemukan jumlah cadangan yang memenuhi nilai keekonomian jika dikembangkan," ujarnya.
Dia mengatakan dalam mengejar produksi gas ini, tidak ada kecelakaan. Semua pengeboran yang dilakukan di lepas pantai (offshore) ini berjalan sesuai prosedur.

SKK Migas Apresiasi

Peresmian Lapangan West Belut Medco E&P di Energy Building, Jakarta, Rabu (11/9/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto yang hadir dalam peresmian ini mengapresiasi Medco E&P yang gerak cepat kejar target produksi West Belut. Menurutnya, kolaborasi antara SKK Migas dan Medco E&P merupakan contoh nyata dari sinergi yang baik dalam mendukung peningkatan produksi gas nasional. Karena umumnya, waktu berproduksi memakan waktu 10 tahun.
ADVERTISEMENT
"Keberhasilan ini tidak hanya menjadi bukti komitmen Medco E&P terhadap proyek ini, tetapi juga menunjukkan bahwa kerja sama erat antara SKK Migas dan KKKS dapat menghasilkan capaian signifikan dalam waktu yang relatif singkat, dan saya harap akan di ikuti dengan proyek proyek lainnya”, katanya.
Dwi menegaskan kesuksesan proyek ini memberikan efek positif terhadap negara. Dengan total investasi mencapai USD 84 juta, atau sekitar Rp 1,3 triliun (berdasarkan kurs USD 1 = Rp 15.400), proyek ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap efek ganda hulu migas. Selain itu, estimasi penerimaan negara dari proyek ini adalah sebesar USD 41,7 juta, setara dengan Rp 641,2 miliar, akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi pendapatan negara," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dwi juga menekankan pentingnya inovasi dan penerapan teknologi ramah lingkungan dalam proyek ini. Platform yang menggunakan tenaga surya sepenuhnya merupakan salah satu contoh inovasi yang kami dorong di industri migas.
"Inisiatif ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mendukung transisi energi menuju penggunaan energi bersih, serta mengurangi jejak karbon dalam proses produksi. Kami harap langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi proyek-proyek migas lainnya di Indonesia," terangnya.