Laporan Keuangan Ditolak Kubu CT, Ini Penjelasan Garuda

24 April 2019 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran manajemen baru Garuda Indonesia berfoto usai RUPS Tahunan pada Rabu (24/4). Foto: Dok. Garuda Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran manajemen baru Garuda Indonesia berfoto usai RUPS Tahunan pada Rabu (24/4). Foto: Dok. Garuda Indonesia
ADVERTISEMENT
Dua anggota komisaris yang merepresentasikan kepemilikan saham Chairul Tanjung di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), menolak laporan keuangan perseroan tahun 2018. Mereka adalah Chairal Tanjung dan Donia Oskaria, yang mewakili porsi saham sebesar 28,08 persen.
ADVERTISEMENT
Menanggapi penolakan tersebut, manajemen Garuda Indonesia mengklaim laporan keuangan tahun buku 2018 sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Termasuk keputusan perseroan, untuk memasukkan pendapatan lain-lain yaitu kompensasi atas income hak pemasangan peralatan layanan konektivitas dan hiburan dalam pesawat dan manajemen konten senilai USD 239,94 juta.
“Soal laporan keuangan secara PSAK itu memang dimungkinkan dicatatkan di 2018 walaupun belum ada pendapatan yang diterima,” ungkap Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Fuad Rizal, di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Cengkareng, Rabu (24/4).
Fuad cukup percaya diri dengan keputusan tersebut, sebab laporan keuangan itu telah diaudit secara independen dan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Menurutnya, penolakan dari kedua komisaris tersebut hanya sebatas perbedaan pendapat. Sehingga perseroan tak perlu mengganti laporan keuangan 2018.
ADVERTISEMENT
“Ini hanya perbedaan pendapat saja dari pemegang saham. Kalau dilihat dari annual report semua komisaris mengesahkan kecuali dari pemegang saham PT Trans Airways dan Finegold Resources Ltd,” ujarnya.
Garuda Indonesia di Terminal 3 Bandara Soetta. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dua komisaris Garuda Indonesia diketahui menolak laporan keuangan perseroan tahun buku 2018. Keduanya tidak setuju pendapatan atas pemasangan wifi dimasukkan dalam laporan keuangan 2018.
“Kita enggak ada masalah. Secara bisnis Garuda oke dengan kuartal I baik. Kita hanya keberatan dengan 1 transaksi,” ungkap Chairal Tanjung, di Jakarta, Rabu (24/4).
Soal keberatan tersebut, Chairal mengaku sudah membuat keterangan tertulis dan meminta keterangan tersebut dibacakan saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar siang tadi. Sayangnya permintaan tersebut tidak disetujui oleh pimpinan rapat sehingga hanya disertakan sebagai lampiran dalam laporan tahunan.
ADVERTISEMENT