Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.81.0
Latih Pengrajin Perempuan dan Petani, UMKM Ini Raih Hibah Rp 34 Miliar
18 Januari 2023 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Program dana hibah ini melibatkan SE dan UKM dari 6 negara di Asia seperti Singapura, Hong Kong, India, Taiwan, dan Indonesia.
SukkhaCitta menjadi SE asal Indonesia yang berhasil mendapatkan dana hibah dari total 3 juta dolar Singapura atau Rp 34 miliar (asumsi kurs Rp. 11.439 per dolar singapura).
SukkhaCitta merupakan SE yang bergerak di industri slow fashion untuk menciptakan perbaikan ekonomi kepada para perempuan pengrajin dan petani di pedesaan sambil menjaga kelestarian tradisi dan regenerasi bumi.
Dalam programnya yaitu Mama Kapas, SukkhaCitta berhasil membangun kesejahteraan perempuan-perempuan di desa yang sebagian besar adalah seorang ibu.
Founder SukkhaCitta Denica Riadini-Flesch mengaku pihaknya telah membantu lebih dari 1.400 pengrajin perempuan di wilayah-wilayah terpencil.
ADVERTISEMENT
“Melalui peningkatan pendapatan, SukkhaCitta membantu (pendapatan) mereka sebanyak 60 persen dan membantu lebih dari 1.482 anggota keluarga untuk memiliki kehidupan yang layak,” tutur Denica di Capital Place, Rabu (18/1).
Selain itu, SukkhaCitta telah membangun 4 sekolah untuk pengrajin perempuan di wilayah terpencil tersebut.
Pihak DBS mengaku 23 penerima penghargaan berpotensi memberikan dampak positif kepada 2 juta pelaku usaha, terutama untuk akses mata pencaharian mereka.
“Selain itu, program ini juga berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 319 ton, memangkas lebih dari 132.000 ton limbah makanan, dan menyediakan 1.000 juta liter air bersih,” tutur VP Communication & CSR PT Bank DBS Indonesia, Riany Agustina Warganegara, dalam sambutannya.
Bantu Pengrajin Perempuan Wilayah dan Kurangi Jejak Karbon
.Selain memperbaiki perekonomian pengrajin perempuan dan petani, program Mama Kapas juga ditujukan untuk menjaga kelestarian bumi lewat pengurangan jejak karbon.
ADVERTISEMENT
Produk-produk yang dihasilkan program tersebut bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat menambah jumlah jejak karbon.
“Melalui peningkatan pendapatan, SukkhaCitta membantu (pendapatan) mereka sebanyak 60 persen dan membantu lebih dari 1.482 anggota keluarga untuk memiliki kehidupan yang layak,” tutur Denica.
“Selain dampak sosial, SukkhaCitta juga turut berkontribusi mengurangi jejak karbon dengan memangkas 25 metrik ton emisi gas rumah kaca serta mencegah lebih dari satu juta limbah air dengan menggunakan 100 persen pewarna alami untuk tiap pakaiannya,” tambahnya.
Denica menyebutkan jejak karbon utamanya terbentuk ketika bahan mentah diproses menjadi kain, sehingga pihaknya memastikan para pengrajin diajari cara menenun secara ramah lingkungan. Ia mengaku proses ini memang lebih memakan waktu dan biaya yang lebih banyak, namun ia berkomitmen untuk terus melanjutkan program ini agar mengurangi jejak karbon.
ADVERTISEMENT
“Jadi hampir 70 persen jejak karbon di tahap paling awal ketika raw materialnya dari benang menjadi kain, maka kami telusuri dampaknya dari ujung ke ujung. Memang lebih lama dan mahal, tapi hasilnya terlihat, kita sudah berhasil regenerasi 20 hektar tanah,” kata Denica.
Denica menyampaikan program Mama Kapas ditujukan untuk pengrajin berumur di atas 60 tahun, agar generasi penerus pengrajin dapat terus melanjutkan tradisi keluarga di pedesaan sembari mendapatkan pendapatan yang pantas.
Ke depannya, Denica beraspirasi untuk semakin mengembangkan bisnisnya dengan menetapkan rantai pasok yang semakin kuat dan dapat diandalkan.
“Selain untuk mencakup 100 persen kebutuhan mereka sendiri namun juga mempersiapkan bahan-bahan yang akan mulai dijual ke bisnis lain di tahun 2025,” tutur Denica.
ADVERTISEMENT