Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Lebih Ekonomis dari DME, PTBA Kaji Hilirisasi Batu Bara Jadi Grafit Sintetis
14 April 2025 19:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) memulai pilot project hilirisasi batu bara menjadi synthetic graphite (grafit sintetis) yang dinilai lebih ekonomis daripada proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimetil eter (DME).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan perusahaan menggandeng Badan Reset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengkaji proyek grafit sintetis hingga menjadi lembar anoda (anode sheet) untuk bahan baku baterai lithium-ion (Li-ion).
Adapun peluncuran perdana pilot project tersebut telah berlangsung di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024. Menurut Arsal, ini dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam hilirisasi batu bara.
"Hilirisasi artificial graphite kalau lebih ekonomis dibandingkan DME, nanti akan dilakukan kajian lagi. Tapi kami sudah lakukan artificial graphite ini karena nantinya akan bisa menghasilkan anoda sheet, ini merupakan ekosistem dari baterai," jelasnya saat konferensi pers, Senin (14/4).
Arsal mengatakan, proyek ini nantinya akan terintegrasi dengan anggota Holding BUMN Pertambangan (MIND ID) lain, seperti PT Inalum dan PT Timah, sehingga paling tidak 90 persen komponen sudah siap di dalam negeri.
Menurutnya, lembar anoda ini dapat menguntungkan secara komersial karena sudah memiliki pasar yang potensial berdasarkan kajian Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
ADVERTISEMENT
Pilot project grafit sintetis tengah dilakukan PTBA sudah mulai memasuki tahap studi kelayakan (feasibility study/FS). Perusahaan menargetkan tahapan ini selesai di tahun ini, sehingga proyek mulai dibangun tahun depan dan mulai komersial 3 tahun lagi.
"Kalau masih pilot project, kita masih bisa menggunakan kas internal kita sendiri. Nilainya tidak terlalu besar, mungkin Rp 200-300an miliar," ungkap Arsal.
Saat ditanya terkait investasi dari Danantara Indonesia, Arsal mengaku PTBA belum dilibatkan dalam pembahasan, sehingga masih akan mengandalkan alokasi belanja modal dari perusahaan sendiri.
"Danantara juga masih baru ya, kami juga belum dipanggil, kami tentu akan menyampaikan apa yang kami lakukan. Kami juga akan melakukan diskusi, mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa berbicara langsung," kata Arsal.
Tetap Kaji Proyek DME
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Arsal memastikan PTBA tetap melanjutkan kajian proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, setelah sempat mandek karena mundurnya investor dari AS, Air Products.
Setelah hengkangnya perusahaan AS itu, lanjut Arsal, PTBA juga menjajaki beberapa investor potensial dari China. Namun, hingga kini belum ada keputusan lebih lanjut sesuai arahan pemerintah.
"Tentu kami akan melakukan kajian dengan hati-hati. Kita akan mendukung apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Tapi juga kita akan menyampaikannya secara hati-hati kalau memang nantinya dari sisi manfaat lebih banyak menguntungkan kita harus berjalan," tutur Arsal.
Meski demikian, dia menyebutkan perusahaan juga akan menyiapkan beberapa hal terkait proyek DME, termasuk kawasan khusus dan keekonomian terkait hasil produk tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tinggal keekonomiannya, ini yang harus kami bicarakan decara detail dengan pemerintah termasuk offtaker-nya, karena offtaker-nya nanti Pertamina," ujarnya.