Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Lebih Murah dari Bensin, Biaya Isi Listrik di SPBU Hidrogen Rp 276 per Km
21 Februari 2024 11:19 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SPBU Hidrogen atau Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia, terletak di PLTD Senayan, Jakarta Selatan, milik PT PLN Indonesia Power (IP).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan pengisian bahan bakar hidrogen jauh lebih murah dari BBM dan lebih ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi sama sekali.
Darmawan membandingkan biaya kendaraan yang menggunakan BBM mencapai Rp 1.300 per km. Sementara kendaraan listrik (electric vehicle/EV) memakan biaya Rp 350-555 km per km.
"Kalau menggunakan hydrogen refueling station yang ada di sini, biayanya hanya sekitar Rp 276 saja per km. Coba bandingkan dengan biaya menggunakan BBM Rp 1.300 per km," ujarnya saat Peresmian SPBU Hidrogen pertama di Indonesia, Rabu (21/2).
Dia melanjutkan, bahan bakar hidrogen juga lebih bermanfaat bagi negara sebab semuanya diproduksi di dalam negeri, berbeda dengan BBM yang bergantung pada impor.
ADVERTISEMENT
Darmawan menyebutkan, total produksi green hydrogen dari 21 pembangkit PLN mencapai 199 ton per tahun, dengan tambahan sekitar 4,3 ton per tahun dari PLTP Kamojang, sehingga total 203 ton green hydrogen dari 22 pembangkit milik PLN.
Sementara pendinginan pembangkit PLN hanya butuh 75 ton, sehingga produksi hidrogen untuk kebutuhan bahan bakar sebesar 128 ton per tahun. Pasokan ini bisa menyediakan energi untuk 438 mobil per tahun.
"Pengurangan konsumsi BBM-nya adalah 1,59 juta liter per tahun. Luar biasa ini bagi kita semua," lanjut dia.
Selain itu, lanjut Darmawan, BBM juga mengeluarkan emisi besar hingga 2,4 kg per 1 km atau 240 gram, sementara green hydrogen tidak mengeluarkan emisi alias 0 emisi karbon. Penggunaan bahan bakar hidrogen, kata dia, bisa mengurangi emisi hingga 4,15 juta kilogram CO2 per tahun
ADVERTISEMENT
"Energi impor bergeser menjadi energi domestik. Energi mahal menjadi murah. Energi dengan emisi gas rumah kaca tinggi menjadi emisi gas rumah kaca yang sangat rendah," tutur Darmawan.
Adapun PLTD Senayan khususnya mendapatkan pasokan green hydrogen dari PLTGU Muara Karang, PLTP Kamojang, dan PLTU Lontar dengan total produksi sebesar 148 kg/hari yang dapat mengisi setara 23 mobil hydrogen per hari.