Legitnya Bisnis Katering di Bulan Ramadhan

11 Juni 2018 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bisnis katering makanan sehat. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis katering makanan sehat. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Prospek bisnis katering makanan sangat menjanjikan, mengingat manusia pasti membutuhkan makanan dan minuman sebagai kebutuhan utamanya. Data dari Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI) mengungkap bahwa di daerah DKI Jakarta saja tercatat ada sebanyak 1.500 pengusaha katering.
ADVERTISEMENT
Tak heran kalau bisnis yang satu ini sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia. Apalagi bagi mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk bergelut di dapur dan memasak makanannya sendiri.
Di bulan Ramadhan, bisnis katering makanan semakin gurih. Hal ini diakui oleh beberapa pelaku usaha katering di Jakarta. Nita, yang membuka Adilla Catering di Jakarta Selatan, mengatakan bahwa omzet bisnis kateringnya di bulan puasa meningkat sekitar 20% dibanding hari-hari biasanya.
“Kalau omzet satu bulan itu biasanya meningkat hingga 20%. Di bulan biasa, selain Ramadhan, itu biasanya saya bisa dapat keuntungan Rp 50 juta,” tambahnya.
Nita menjelaskan bahwa dalam satu hari dia bisa menjual sekitar 100 hingga 200 makanan katering berupa rantangan. Satu rantang makanan dijual oleh Nita dengan harga Rp 20 ribu. Dalam satu rantang makanan yang dijual Nita pun sudah memuat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti nasi, lauk, sayur, dan buah.
ADVERTISEMENT
Bisnis katering makanan sehat. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis katering makanan sehat. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
Sejalan dengan Nita, hal sama juga dirasakan oleh Andry. Pemilik bisnis katering bernama Sam Catering ini mengaku menyiapkan sedikitnya 3.000 nasi bungkus yang dijual dengan harga Rp 15 ribu per bungkus. Para pelanggan Andry merupakan karyawan yang bekerja di beberapa perusahaan di daerah Sudirman, Karet, dan Cilandak.
“Di daerah Jakarta, bisnis makanan itu tetap banyak diminati, apalagi kalau kita buat makanan yang enak. Pasti laris diburu pembeli,” katanya saat ditemui kumparan di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (9/6).
Kendati harga bahan pokok diakui oleh Andry mengalami kenaikan, namun dia mengatasinya dengan memperbanyak jumlah pesanan. Karena itu, memesan makanan dari katering Andry minimal harus berjumlah 50 bungkus dan 500 bungkus untuk pesanan korporasi.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, Andry mengatakan bahwa mahalnya bahan baku bisa tertutupi dengan pesanan makanan yang berjumlah banyak. Sehingga, marjin keuntungan yang diperoleh tetap besar.
“Rata-rata itu keuntungan yang saya dapat bisa mencapai 50% per bulan, apalagi bulan puasa ini. Banyak yang memesan untuk berbuka bersama entah itu di rumahnya atau di kantor,” kata pria yang sudah mencicipi legitnya bisnis katering makanan sejak tahun 2013 ini.
Usaha Katering di Bulan Ramadhan (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Usaha Katering di Bulan Ramadhan (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
Saking menggiurkannya bisnis katering makanan di bulan puasa, beberapa pelaku usaha katering makanan musiman, seperti khusus untuk pernikahan, juga turut menyediakan makanan sehari-hari di bulan puasa. Alasannya pun cukup sederhana, karena banyak masyarakat yang mengincar usaha katering makanan untuk sahur ataupun berbuka.
ADVERTISEMENT
Dini, yang membuka usaha katering bernama Nayra Catering yang khusus melayani makanan saat pesta pernikahan, mengatakan bahwa dia sengaja menyediakan makanan sehari-hari untuk dijual saat bulan puasa. Dini mengaku keuntungan yang diperolehnya saat bulan puasa mencapai Rp 30 juta.
“Biasanya laris banget kalau usaha katering di bulan Ramadhan. Dibanding tahun lalu saja, saya naik sekitar Rp 10 juta,” katanya kepada kumparan.