Lesunya Penjualan Bunga di Pasar Kembang Cikini saat Valentine

16 Februari 2020 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasar Kembang Cikini usai momen Valentine 2020, Minggu (16/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Kembang Cikini usai momen Valentine 2020, Minggu (16/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Momen valentine kini tak lagi menjadi musim panen untung bagi para pedagang bunga di Pasar Kembang, Cikini, Jakarta Pusat. Hanya segelintir orang, yang membeli tangkai bunga untuk hadiah di hari kasih sayang itu.
ADVERTISEMENT
Maman (30), salah seorang pedagang bunga mengenang masa valentine dua tahun silam. Selama dua tiga hari momen valentine, dagangannya laris manis oleh pembeli. Banyaknya muda-mudi sekolah yang memberikan kepada kekasih, ada pula yang menghadiahkan pada keluarga atau guru di sekolah.
Sementara kini, Ia mesti termangu karena dagangannya sepi pembeli. Omzetnya pun turun lebih dari setengahnya.
“Sekarang sepi dibanding sekitar 2 tahun lalu. Anak sekolah yang banyak, belakangan kan dilarang (valentine), buat pacar buat guru. Bisa sampai 300 sampai 400 tangkai sehari,” cerita Maman saat berbincang dengan kumparan di Kawasan Pasar Kembang Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (16/2).
Pasar Kembang Cikini usai momen Valentine 2020, Minggu (16/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Satu tangkai bunga warna berwarna pink dan merah segar adalah yang paling banyak dicari. Jika hari biasa hanya normalnya per tangkai Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu, jika hari valentine tiba bisa sampai Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu.
ADVERTISEMENT
Selain larangan valentine, Maman pun bilang sepinya penjualan bunga juga disebabkan karena pengaruh menjamurnya penjualan online.
“Pengaruh. Harganya murah banget kan mereka. Dan enggak repot juga pembelinya. Dulu kalau enggak ada online lebih ramai dulu,” terang dia.
Pasar Kembang Cikini usai momen Valentine 2020, Minggu (16/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Senada dengan Maman, pedagang bunga lainnya bernama Yusuf (35) mengeluhkan hal sama. Sepinya penjualan bunga di kawasan pasar kembang Cikini juga terjadi sekitar dua tahunan ini. Penurunan penjualan bisa sampai setengahnya.
“Faktor-faktor karena dilarang (valentine) kayaknya. Iya online juga ngaruh kalau penjualan langsung gini,” kata Yusuf.
Meski begitu, kondisi Yusuf lebih beruntung karena dirinya segera beradaptasi dengan perubahan yang ada lewat membuka penjualan via toko online.
“Banyakan di online kalau sini mah, 70 persen di online. Kalau valentine sepi gini, ada momen lain seperti hari guru, kartini sama papan bunga untuk ucapan sih paling yang laku,” ujar Yusuf.
ADVERTISEMENT