Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Lewat BRI Menanam, Mekarbuana di Karawang Sukses Jadi Desa Agro-Ekowisata
8 November 2023 16:27 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Desa Mekarbuana, Kota https://kumparan.com/topic/karawang, Jawa Barat jadi desa agro-ekowisata karena banyaknya tanaman atau hasil pertanian yang tumbuh subur. Pengaturan tata letak desa dan kontur tanahnya yang memadai juga menjadi nilai plus dari desa yang jadi masuk Desa BRILian binaan BRI sejak tahun 2021 karena memiliki potensi komoditas unggulan.
ADVERTISEMENT
Desa ini dikelilingi luasnya persawahan atau pertanian padi sebagai komoditas utama warganya, tapi juga tanaman yang biasa tumbuh di area dataran tinggi. Salah satunya yang tertanam di sebuah desa yang terletak di paling atas Pegunungan Tegalwaru, Karawang. Komoditas unggulan berupa kopi, durian, manggis alpukat, petai, jengkol, hingga pisang telah membantu ekonomi masyarakat sekitar.
Desa Mekarbuana memiliki ribuan pohon pisang yang tak tanggung-tanggung, desa ini memproduksi rata-rata sebanyak 10–14 ton pisang per hari. Hasil komoditas berlimpah ini telah dapat membantu perekonomian masyarakat di desanya.
Selain itu, Desa Mekarbuana juga mengembangkan komoditas lainnya yang diharapkan mampu menjadi produk unggulan Desa yaitu Durian. Berdasarkan penuturan Kepala Desa Mekarbuana Jaji Maryono, hingga saat ini kurang lebih 2.000 pohon durian telah tertanam di wilayah Desa Mekarbuana.
ADVERTISEMENT
“BRI banyak membantu masyarakat kami, terutama dari sisi permodalan, misalnya kemarin masyarakat kami membutuhkan bibit durian, dan melalui BRI Menanam kami diberikan bantuan berupa penyediaan bibitnya,” ucap Jaji.
BRI melalui program BRI Menanam memperhatikan potensi unggulan yang dikembangkan di calon lokasi tanam serta menyesuaikan dengan kondisi agroekologi wilayah tersebut. Pemberian bibit yang sesuai dengan komoditas unggulan yang dikembangkan serta kesesuaiannya dengan agroekologi setempat diharapkan mampu memberikan multiply effect yang tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian melalui hasil komoditas namun sekaligus menjadi upaya untuk menjaga lingkungan dengan karbon yang akan terserap saat bibit pohon tersebut tumbuh dengan baik.
Bantuan BRI tak hanya dari melalui program BRI Menanam, tapi juga dari segi permodalan, pelatihan dari mulai pembibitan, budidaya, panen, pasca panen, sampai ke pengolahan hasil yang menjadi bagian program pemberdayaan Desa BRILian. Dari sini, keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusia di desa ini turut berkembang sehingga dapat berinovasi lebih baik lagi.
“Harapan kami selain dapat menghasilkan produk terbaik, juga usaha-usaha tersebut dapat menyerap tenaga kerja dari lokal desa kita. Jadi dari pisang, durian, maupun kopi, kita bisa mendapatkan pendapatan juga dan menyerap tenaga kerja juga,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Di luar pertanian, Desa Mekarbuana memiliki potensi besar dalam mengembangkan mata pencaharian lainnya. Misalnya, terdapat belasan hingga puluhan destinasi wisata mulai dari kuliner, wisata alam, hingga arena berkemah. Tak ayal desa ini lebih dikenal sebagai desa Agro-Ekowisata.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI Menanam merupakan wujud nyata dan upaya berkelanjutan BRI dalam merealisasikan prinsip ESG serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia di tahun 2030, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden No 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tanggal 4 Juli 2017.
Sunarso menambahkan bahwa program BRI Menanam diharapkan dapat menjadi lokomotif dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial bagi Masyarakat. Pihaknya juga berharap, masyarakat maupun nasabah dapat berkomitmen menanam dan merawat bibit yang kami berikan. Harapannya program ini akan dapat terus on going dan ke depan dapat lebih efektif lagi dalam menyerap karbon.
ADVERTISEMENT
“Sementara kalau di kota, kami membuat klaster-klaster. Ternyata, kebutuhan sayur di satu rumah tangga bisa dipenuhi sendiri dengan menanam pada media tanam (urban farming), jadi upaya untuk menghijaukan Kawasan perkotaan sampai di gang hingga desa-desa menjadi sangat terbuka," tambahnya.