Lewat Tebu dan Kelapa Sawit, Kementan Siapkan Papua Jadi Pulau Energi Terbarukan

6 Maret 2024 14:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi lahan kelapa sawit. Foto: Nora Carol Photography/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lahan kelapa sawit. Foto: Nora Carol Photography/Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Pertanian (Kementan) berniat memaksimalkan potensi energi terbarukan di Papua. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah, mengatakan saat ini pihaknya sedang menyusun konsep Papua Masa Depan sebagai Pulau Energi Terbarukan.
ADVERTISEMENT
“Selain dukungan dalam ketahanan pangan, Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat tugas dari Bapak Menteri Pertanian (Andi Amran Sulaiman) untuk menyusun konsep Papua Masa Depan sebagai Pulau Energi Terbarukan,” kata Andi dalam Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (6/3).
Andi juga menyoroti potensi pengembangan perkebunan di kawasan timur Indonesia, khususnya Provinsi Papua, sebagai upaya untuk menghadirkan buffer pangan dan sumber energi nabati. Potensi ini terutama terkait dengan penggunaan kelapa sawit dan tebu sebagai bahan baku untuk biodiesel dan biofuel.
Menurutnya, pengembangan Papua sebagai pulau energi akan berdampak signifikan pada ketahanan pangan dan energi nasional. Andi berharap hal itu dapat membuka lapangan kerja bagi sekitar 60 persen penduduk Papua dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah pada Rakornas Kelapa Sawit Nasional, Pullman Central Park, Jakarta, Senin (27/3/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
Andi menekankan pemanfaatan sumber daya alam Papua untuk keperluan perkebunan dan energi nabati menjadi strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan energi Indonesia secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengoptimalkan potensi perkebunan di Papua, Andi menganggap dapat diciptakan sistem yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi nasional, sambil memberikan dampak positif pada ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat Papua.
“Produk hilirisasi yang dihasilkan untuk pemenuhan pangan rakyat Papua (gula dan minyak goreng), substitusi BBM nasional dan ekspor,” ujar Andi.
Andi menargetkan pengembangan Papua sebagai pulau energi bisa memproduksi minyak goreng dan biodiesel (B100), pengembangan 1 juta hektare (Ha) kelapa sawit.
“Kemudian investasi 9 pabrik minyak goreng yang akan menghasilkan 1 juta minyak goreng, serta 33 pabrik bidoesel untuk menghasilkan 4,6 juta ton B100,” jelas Andi.
Selain itu, Papua juga akan dirancang sebagai penghasil gula dan bioetanol, lewat pengembangan 1 juta Ha tebu, mendorong investasi 42 pabrik gula untuk menghasilkan 10 juta ton gula kristal putih (GKP) atau 6 juta kiloliter bioetanol.
ADVERTISEMENT