Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.104.0
LG Hengkang dari Proyek Baterai EV, Pengusaha Harap Hanya Penundaan Investasi
23 April 2025 14:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) buka suara soal perusahaan asal Korea Selatan, LG, yang hengkang dari proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di Indonesia. Investasi senilai sekitar 11 triliun won atau USD 7,7 miliar, setara Rp 129,9 triliun (kurs Rp 16.876 per dolar AS) itu pun batal masuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, melihat langkah LG sebagai upaya untuk menunda proses investasi. Menurut Shinta langkah ini dilakukan berdasarkan pertimbangan pasar kendaraan listrik saat ini.
“Saya sih melihatnya mungkin ada penundaan ya. Karena kan ini kan memang situasi daripada market EV ini yang dikatakan ya, mungkin pada saat ini timing-nya aja,” kata Shinta di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu (23/4).
Shinta melihat saat ini kemungkinan LG mempertimbangkan pasar kendaraan listrik yang tengah mengalami penurunan permintaan dan perlu waktu untuk memulihkan hal tersebut.
“Jadi bukannya kemudian mereka enggak ini, tapi mungkin ada penundaan lah, saya bilangnya penundaan gitu,” imbuhnya.
Terlebih menurut Shinta, masih banyak perusahaan asal Korea Selatan yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Bersamaan dengan ini, Indonesia juga terbuka dengan investasi dari belahan dunia mana pun, termasuk investasi LG yang dikabarkan akan diganti oleh investor lain.
ADVERTISEMENT
“Saya rasa Indonesia kan membuka kesempatan gitu, siapa saja yang mau opportunity, kan ini peluang-peluang yang ada gitu,” ujarnya.
Sebelumnya Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won atau USD 7,7 miliar, angka itu setara Rp 129,9 triliun untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Diberitakan Yonhap News Agency, konsorsium tersebut, yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan perusahaan milik negara untuk membangun ekosistem baterai EV.
Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai. Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV.
ADVERTISEMENT
Sumber industri mengatakan konsorsium telah memutuskan untuk menarik proyek tersebut, setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia, karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya yang disebut jurang EV, yang merujuk pada perlambatan sementara atau puncak permintaan EV global.
"Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut," kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.