Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Lika-liku EIGER Ajukan Hak Paten Merek karena Pakai Nama Gunung di Swiss
4 Mei 2023 19:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
PR Executive EIGER, Shulhan Syamsur Rijal, mengatakan penggunaan nama tersebut membuat banyak orang mengira merek ini berasal dari luar negeri, padahal merupakan produk asli Bandung, Jawa Barat.
"EIGER terinspirasi dari Gunung Eiger yang ada di Swiss, itu memang bukan gunung tertinggi tapi menjadi salah satu 3 gunung tersulit yang didaki di seluruh dunia. Terinspirasi dari gunung itu salah satunya kami ingin menjadi sebuah brand yang tangguh yang bisa digunakan di kondisi ekstrem," jelasnya kepada kumparan, Kamis (4/5).
Rijal menjelaskan, pemerintah Swiss meminta EIGER mendaftarkan hak paten di Swiss karena menggunakan nama salah satu gunungnya. Namun salah satu syaratnya adalah harus membuka toko di Swiss.
"Kami secara resmi ajukan izin itu tapi syaratnya ternyata harus membuka toko di Swiss, sepanjang perjalanan kami butuh waktu bertahun-tahun menyiapkan segala macam, terutama yang terpenting menyiapkan kualitas," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Hal ini, kata Rijal, lantaran untuk membuka toko di Swiss artinya harus bisa menembus pasar dengan standar kualitas Eropa. Dia mengungkapkan, standar produk di Swiss bisa 2-3 kali lipat dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
Namun akhirnya EIGER pun bisa membuka toko cabang internasional pertamanya di Swiss pada Maret 2023 lalu. Hal ini sekaligus menandakan awal mula perjalanan ekspansi global EIGER yang harapannya bisa diteruskan ke negara lain.
"Kami daftarkan dan patenkan dan akhirnya tembus di Pasar Swiss. Setelah beberapa produk kami tembus kami berani buka toko di sana," ungkap Rijal.
Rijal juga menilai, tujuan utama ekspansi EIGER ke pasar global adalah untuk meningkatkan kualitas dan nilai produk sesuai standar internasional, tidak hanya sekadar meraup keuntungan.
ADVERTISEMENT
"Mungkin di kemudian hari kita buka toko di negara Eropa lain atau negara Asia Tenggara lain, karena kami sudah punya standar dan tembus," pungkasnya.